Postur liabilitas yang terjaga tersebut membuat CoF (Cost of Fund) BRI secara bank only bertengger di level 2,05% atau turun dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang sebesar 3,22%. Capaian CoF ini merupakan yang terendah sepanjang sejarah perseroan.
“Kami akan terus mendorong pertumbuhan CASA melalui sumber dana di platform ekosistem digital. Optimalisasi CASA juga dilakukan pada ekosistem merchant dan memaksimalkan peran AgenBRIlink untuk menjembatani layanan perbankan nasabah,” terang Handayani.
Sementara itu, Analis Panin Sekuritas Nico Laurens menyebut efisiensi yang semakin optimal ini menjadi bukti kuatnya fundamental bisnis BRI. Hal ini sekaligus dapat menjadi momentum bagi BRI dalam mendukung target inklusi keuangan 90% yang ditetapkan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
“Kami melihat fondasi untuk dana murah masih akan kuat untuk ke depannya. Jangkauan yang luas dan struktur pendanaan yang optimal ini akan mendorong permintaan kredit di kota-kota kecil di seluruh Indonesia,” ungkap Nico dalam risetnya.
Pertumbuhan dana pihak ketiga disisi liabilities tersebut turut mendorong total aset BRI Group per Desember 2021 yang mencapai Rp1.678,09 triliun atau naik dibandingkan tahun sebelumnya yang sebesar RP1.610,06 triliun. Tidak hanya itu, Efisiensi ini turut mendongkrak profitabilitas BRI di mana perseroan secara bank only membukukan laba bersih Rp32,21 triliun atau melesat 75,53% dibandingkan realisasi pada tahun sebelumnya.(AP)