Nasional

Saiful Mujani : Masyarakat Indonesia Umumnya Tidak Toleran

218
×

Saiful Mujani : Masyarakat Indonesia Umumnya Tidak Toleran

Sebarkan artikel ini

Kemudian yang lebih spesifik adalah keberatan masyarakat jika orang Kristen mengadakan kebaktian di daerah sini, 35 persen pada 2017, bahkan sempat 52 persen tahun 2010. Tentang membangun gereja di sekitar tempat tinggalnya, mayoritas keberatan, 50 persen ke atas.

Saiful menjelaskan kenapa angka keberatan tentang pembangunan rumah ibadah dan kebaktian Kristen lebih rendah dari angka data sebelumnya, karena kelompok yang tidak disukai pada poin sebelumnya tidak harus terkait dengan agama. Ketika ditanya, kelompok mana yang tidak disukai? Ada yang menyebut Kristen, Yahudi, PKI, LGBT. Itu yang menyebabkan angka penolakannya lebih tinggi, menurutnya.

Saiful mengemukakan bahwa kalau kita lihat dari toleransi masyarakat, tantangan Indonesia tentang masalah kesetaraan dan toleransi di antara warga negara masih sangat berat. Artinya, kata Saiful, aktivis seperti Ade Armando berhadapan dengan jumlah orang yang begitu besar. Dan bersamaan dengan itu, ini juga merupakan tantangan untuk negara. Karena negara yang paling bertanggungjawab untuk menjamin hak-hak warga negara.

“Ini masalah yang sangat mendasar, yaitu masalah hak-hak kewarganegaraan,” tegas Saiful.

Saiful menyimpulkan bahwa masalah besar ini mungkin terkait dengan dengan persoalan pendidikan. Nampaknya, pendidikan di Indonesia tidak begitu kuat untuk menanamkan nilai-nilai kewarganegaraan.

Kedua, tentang penegakan hukum. Kualitas dan kuantitasnya perlu ditingkatkan, kata dia. Karena bagaimana pun, tegas Saiful, negara harus kuat, bukan dalam pengertian represif, tapi betul-betul terjadi penegakan hukum sesuai dengan undang-undang yang telah dibuat oleh DPR.

Lebih jauh Saiful menyatakan bahwa perjuangan, terutama bagi para aktivis, untuk membangun Indonesia sebagai negara yang toleran dihadapkan pada tantangan yang sangat berat di tingkat massa.

“Harapan saya, semua memberi perhatian, terutama pemerintah dan para elit politik untuk memperhatikan ini secara lebih sistematik untuk Indonesia yang lebih baik ke depan,” jelasnya.

Saiful menambahkan bahwa ada satu hal lain bertentangan dengan prinsip-prinsip Pancasila dan Konstitusi, yaitu UU tentang Penistaan Agama. Orang punya pandangan tertentu tentang agama kemudian dianggap sebagai suatu penistaan. Dan korbannya sudah banyak.

Karena itu, di tingkat legal formalnya saja masih ada masalah. Dan toleransi, kata dia, harusnya menjamin hak-hak minoritas atau mereka yang berpandangan berbeda atau tidak mainstream untuk bersuara sesuai dengan kebebasan yang dijamin oleh konstitusi. Oleh karena itu, lanjutnya, menjadi sangat berat apabila kita berdiam diri menghadapi persoalan ini atau menganggap semuanya baik-baik saja. Ada momentum untuk melakukan kekerasan, maka itu akan terjadi. Itulah yang terjadi pada Ade Armando, kata Saiful.

Saiful mengkritik orang yang mempertanyakan mengapa Ade Armando ada di kerumunan massa aksi 11 April lalu. “Itu hak warga negara,” tegas Saiful. Apalagi, kata dia, Ade Armando datang ke sana untuk memberi dukungan pada aksi demonstrasi. “Saya pun ada keinginan untuk datang ke sana. Tapi saya sedang kurang sehat,” ungkapnya.

“Itu tantangan yang sangat berat dan harus dihadapi. Tidak ada pilihan lain. Selama kita masih ingin Indonesia ada.” ujarnya.(Fdz)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

slot ||
slot88 ||
Server Thailand ||
Slot Gacor Maxwin ||
Slot gacor ||
slot online||
Slots ||
SBOBET||
game slot
daftar slot ||
slot game||
poker online
slot thailand||
game slot online||
situs slot||
slot gacor online||
situs slot terbaru||
slot terbaru||
idn slot||
slot gratis||
https://voiceofserbia.org||
https://tibetwrites.org/||