“Penyaluran kredit BRI mampu tumbuh 7,43% yoy menjadi sebesar Rp.1.075,93 triliun. Pertumbuhan tersebut lebih tinggi dibandingkan dengan penyaluran kredit perbankan nasional di kuartal I 2022 sebesar 6,65%”, ungkapnya.
Sebagai bagian dari transformasi struktur liabilitas, BRI juga semakin efisien dalam menjalankan operasional bisnisnya. Hal ini tidak lepas dari keberhasilan perseroan meningkatkan proporsi dana murah (CASA) dalam komposisi Dana Pihak Ketiga (DPK).
Dana murah (CASA) menjadi pendorong utama pertumbuhan DPK BRI, dimana secara year on year meningkat sebesar 15,99%. Apabila dirinci, Giro tercatat tumbuh 30,86% dan Tabungan tumbuh 10,17%. Secara umum, saat ini proporsi CASA BRI tercatat 63,63%, meningkat dibandingkan dengan CASA pada Kuartal I tahun lalu yakni sebesar 58,91%.
Hal ini mendorong penurunan Cost of Fund (CoF) BRI yang menyentuh level 1,97% atau turun dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang sebesar 2,40%. Selain efisiensi dari sisi biaya dana, BRI juga mencatatkan perbaikan untuk rasio efisiensi Perusahaan yaitu Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) yang turun dari 78,41% pada kuartal I-2021 menjadi 69,34% pada kuartal I-2022.
“Semangat efisiensi diiringi peningkatan produktivitas merupakan salah satu hasil dari keberhasilan transformasi digital, membaiknya rasio kredit bermasalah, serta keberhasilan menjaga dana murah pada tubuh perseroan,” tutup Viviana.(AP)