Jagung kemudian dibeli dengan variasi harga diantaranya Rp3.700 untuk 100 ton, Rp3.800 untuk 300 ton, Rp3.900 untuk 70 ton, Rp4.000 untuk 497,5 ton dan Rp3.850 utk 32,5 ton.
Dari lahan 2.000 hektar yang dikerjakan, panen pertama seluas 445 hektar sedangkan sisanya seluas 1555 hektar akan dipanen pada tahap berikutnya ungkap Lecky.
Menurut Lecky Koli, ekspor 1000 ton jagung ini akan memberikan spirit kepada petani-petani yang ada di wilayah Sumba untuk terus menanam jagung, khususnya para petani di wilayah Kodi, Sumba Barat Daya.
“Masyarakat petani sudah mulai giat menjalankan Program TJPS ini karena sudah ada jaminan pembiayaan yang datang dari Off Taker dan perbankan termasuk Bank NTT melalui kredit merdeka dan ada jaminan pasar yang memang sudah disiapkan oleh Pemerintah dalam ekosistem TJPS pola kemitraan untuk mengcover kapasitas produksi,” tandas Lecky. (*)