Lebih lanjut dikatakannya, pihak Dekranasda akan terus mendampingi UMKM binaan agar tetap eksis memproduksi dan akan menyiapkan pangsa pasarnya.
Nyi Raden Citra Masniary Bratawidjaja menjelaskan Mimo merupakan susu sapi bubuk dengan tambahan kelor diformulasikan khusus untuk kesehatan anak dan orang tua. Saat ini pihaknya baru mempunyai satu varian yaitu Vanila.
Dia menjelaskan Mimo diproduksi secara manual. Dari sisi bahan baku susu sapi murni susah didapat di NTT. Akhirnya ia membangun koordinasi dengan Balai POM NTT untuk bisa membantu.
Diakui Citra, berkat bantuan dari dari Dekranasda dan Balai POM NTT, Ia kemudian mendapatkan kerjasama dengan Frisian Flag mendapat susu sapi dan memproduksi Mimo dengan kemasan berstandar nasional.
“Ini produk kita yang sudah sesuai standar BPOM. Dalam kemasan ini sudah lengkap komposisi kandungan nilai gizinya. Harganya juga terjangkau,’ katanya.
“Untuk rasanya, saat ini Mimo yang kita produksi rasa Vanila. Ke depan kita akan memproduksi rasa Madu karena NTT merupakan daerah penghasil Madu terbaik. Sementara untuk jumlah produksinya, kami telah bisa memproduksi dalam jumlah banyak untuk menjawab permintaan konsumen,” jelas Citra.
Sementara itu Kepala BPOM Kupang, Tamran Ismail dalam kesempatan yang sama menjelaskan Produk Mimo merupakan UMKM binaan yang menjadi anak asuh dari BPOM.
“Ini UMKM pertama yang menjadi anak asuh kita. Jadi kita memfasilitasi ibu Citra mendapatkan pendampingan dari BPOM pusat dan pihak Frisian Flag. Produk Mimo yang dihasilkan sudah sesuai standar BPOM,” ungkap Tamran Ismail.(AP)