Kupang, NTTPedia.id,-Berdasarkan kunjugan saya dan tim selama di lapangan, saya melihat atmosfer minat baca anak muda di seluruh pelosok Provinsi NTT sangat tinggi. Hal itu membuat kami pemerintah untuk saling bersinergi dalam memberikan sarana dan prasarana pendukung, demi mengakomodir talenta-talenta muda yang energik, kreatif, dan memiliki mimpi yang besar untuk berkarya bagi kemajuan provinsi ini. Saya pun bermimpi untuk menjadikan NTT sebagai provinsi literasi di Indonesia.
Demikian yang disampaikan oleh Bunda Julie Sutrisno Laiskodat dalam jumpa pers di sela-sela memperingati Hari Pendidikan Nasional (HARDIKNAS) tahun 2022, Jumad, 13/05/2022 yang berlangsung di Alun-alun I. H. Doko Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi NTT.
Ia mengatakan ditengah refocusing anggaran Covid-19 Dinas, Pendidilan dan Kebudayaan Provinsi NTT yang dikelola dengan baik, dan ini menjadi contoh bagi OPD-OPD lain.
“Jadi, Pandemi ini tidak membuat kita vakum. Malah kita harus membangkitkan daya kreasi dan motivasi kita untuk menciptakan sesuatu bagi anak muda NTT” tegas kader Nasdem ini.
Sebagai bunda baca provinsi NTT, membaca itu adalah jendela, pintu menuju masa depan yang lebih baik, dan kesempatan untuk melihat dunia luar yang lebih kompleks.
Meskipun kita belum ke mana-mana, tetapi dengan membaca kita bisa mengetahui semuanya. Salah satu contohnya adalah Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat, beliau selama di sekolah mungkin tidak terlalu bagus nilainya, akan tetapi dengan banyak membaca, ia bisa sampai pada posisi saat ini. Karena beliau membekali diri dengan membaca sangat banyak, sehingga dia bisa bersaing di dunia, khususnya di Indonesia.
“Saya juga tidak akan mendengar lagi laporan-laporan dari berbagai sekolah menyangkut anak didik ataupun guru dihukum. Tetapi saya ingin mendengar potensi-potensi dari peserta didik yang bermanfaat bagi kemajuan sumber daya manusia NTT ke depan” tegasnya.
Saya juga akan berkolaborasi dengan Ibu PLT Provinsi NTT untuk memantau anak-anak Disibilitas di Kabupaten Kupang dan TTS. Karena di ajang citra ini saya memiliki kesempatan untuk mempresentasikan karya anak-anak kita, khususnya SLB. Ya, meskipun mereka memiliki keterbatassan dalam hal apa pun, tetapi mereka juga memiliki potensi yang nantinya berguna bagi rakyat NTT.
Saya juga mengapresiasi Ibu Plt Kadis Provinsi NTT yang memang menciptakan ruang inovasi yang luar biasa dalam meningkatkan minat baca di provinsi ini.
Jumlah sekolah di provinsi NTT itu adalah 947, mereka ini SMA/SMK yang membuat kreasi mereka masing-masing dengan pakaian adat dan ini menjadi salah satu potensi di provinsi kita yakni hasil tenunan.
Ia juga mengapresiasi kreasi channel Youtube serta yel-yel dan marsnya SMA/SMK yang ditampilkan pada hari ini itu memang luar biasa, dan kita sebagai pemimpin harus terus mendukung potensi mereka.
Saya juga berharap melalui momen HARDIKNAS ini jangan sekadar dirayakan secara formalitas saja, tetapi mencari dan memberi panggung untuk anak-anak, dan dari situlah potensi-potensi itulah pemerintah harus mengetahuinya dan mengembangkannya.
Tugas kami sebagai pemerintah untuk mengegelilingi sekian banyak desa, minat bacanya sangat tinggi, hanya kami harus dukung dengan mengadakan fasilitas pendukungnya. Saya dan Ibu Kadis selalu mencari di mana-mana yang butuh penyediaan buku dan berbagai hal yang mendukung keberlangsungan taman baca dan lain sebagainya.
“Makanya di setiap Kabupaten saya selalu wajibkan untuk mensyaratkan literasi per kabupaten/kota. Memang di NTT baru di Lembata dan Nagakeo dan tahun ini ada tambatahan 5 kabupaten lagi dan mereka itu bukan hanya sebatas menjadi literasi, saya juga mengapresiasi pengelola Perpustakaan Nasional yang setiap tahun memberikan anggaran sebesar RP 10 Miliar untuk membangun perpustakaan dan saya pun berharap di setiap kabupaten bisa memakai gedung tersebut untuk literasi dan budaya” harapnya.(Fredy)