Oleh: Okta Mone (Mahasiswa Unwira Kupang)
Seutuhnya manusia dalam kehidupannya hadir sebagai makhluk sosial yang saling membutuhkan satu dengan yang lainnya. Terhadap hal ini yang menjadi nilai fundamental adalah sikap dasar manusia sebagai makhluk sosial. Manusia dalam kaitanya dengan kehidupan sosialnya hadir sebagai pribadi yang saling melengkapi satu dengan yang lain. Melalui hal ini yang menjadi tuntutan utama adalah nilai humanisme sebagai manusia dalam dasar membentuk integritas pribadi setiap manusia. Kehadiran pribadi manusia yang seutuhnya saling membutuhkan adalah nilai fundamental yang mendasari hidup manusia. Nilai humanisme yang perlu diperjuangkan adalah menghargai integritas pribadi manusia sebagai sama-sama ciptaan Tuhan dalam sikap saling menghormati martabat setiap manusia.
Dasar kitab suci tentang perempuan dalam terang Injil Yohanes 8:1-11
Kisah dalam Injil Yohanes yang mengisahkan tentang kontroversial antara Yesus dan ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi. Mereka mempersoalkan tindakan perempuan berzinah di hadapan Yesus. Perseteruan yang diungkapkan oleh ahli-ahli taurat dan orang-orang farisi merupakan sebuah kebijakan yang tanpa asas menghargai dan menghormati kaum perempuan. Yesus melihat hal itu sebagai sebuah tindakan yang salah karena mereka ingin mengadili perempuan berzinah itu tanpa melihat martabat kaum perempuan. Pendasaran Injil Yohanes secara sederhana menjelaskan tentang posisi Yesus dihadapan orang farisi dan ahli taurat.
Tindakan yang diambil oleh ahli taurat dan orang farisi adalah untuk menjatuhkan perempuan itu di hadapan Yesus dengan mengadilinya. Yesus menyamakan dirinya dengan perempuan itu dengan memberikan teguran kepada ahli taurat dan orang farisi yang ingin mencela perempuan yang berzinah itu. Kehadiran Yesus bukan sebagai orang yang mengadili tetapi Yesus hadir sebagai penengah terhadap persoalan itu. Sangatlah jelas bahwa kehadiran Yesus secara langsung memberikan pendasaran bagi wanita yang berzinah itu dengan tindakannya yang sederhana, yang menghormati perempuan yang berzinah itu. Bagi Yesus hal dasar yang harus diutamakan adalah martabat perempuan sebagai makhluk ciptaan Tuhan. Sejatinya bahwa kehadiran Yesus memberikan dasar bagi ahli taurat dan orang farisi untuk tidak mengadili perempuan berzinah itu. Yesus tetap menjunjung tinggi perempuan sebagai pribadi yang harus dihormati dan dihargai, karena pada dasarnya bahwa perempuan juga merupakan ciptaan Tuhan yang teramat mulia.