“Hingga Desember 2021, diproyeksikan penyerapan KUR Sektor Pertanian sebesar Rp 54,37 Triliun, kepada 2,1 juta nasabah sehingga komposisi KUR BRI 2021 yang disalurkan ke sektor pertanian sebesar 32% dari total alokasi,” imbuhnya.
Optimisme Sunarso ini didasari oleh kesiapan perseroan yang telah merancang strategi untuk mengakselerasi KUR Pertanian meskipun pandemi masih berlangsung. Salah satu strateginya yakni business follow stimulus yang terbukti memberikan dampak positif terhadap penyerapan KUR BRI.
“Menurut hasil riset internal BRI, sebanyak 72 persen pelaku UMKM penerima BPUM membutuhkan modal kerja tambahan untuk mempercepat pemulihan usahanya dan mengembangkannya. Hal ini merupakan salah satu sumber permintaan KUR BRI sehingga penyalurannya on the track,” tambahnya.
Faktor lain yang mendorong penyaluran KUR BRI yakni kesiapan sumber daya BRI. “Saat ini BRI telah memiliki 28.959 tenaga pemasar untuk menyalurkan KUR Pertanian, dimana angka ini meningkat drastis dibandingkan dengan jumlah tahun lalu sebesar 13.327 orang. Selain itu BRI memiliki 8.620 outlet dari Kantor Cabang, Kantor Cabang Pembantu, BRI Unit dan Teras BRI yang melayani proses pengajuan KUR Pertanian dari masyarakat,” imbuhnya.
Strategi lain yang disiapkan BRI dalam mendukung pemberdayaan UMKM melalui pembiayaan KUR yakni mendorong ekosistem klaster-klaster usaha pertanian. Selain itu, dimasa pandemi saat ini BRI menyediakan platform pemberdayaan digital Link UMKM. “Para pelaku UMKM binaan BRI baik dari klaster binaan, Rumah BUMN, BUMDes serta Agen BRILink tergabung dalam satu wadah yang terintegrasi sehingga memudahkan untuk dilakukan pendampingan dan pembinaan agar dapat naik kelas,” pungkas Sunarso.(Fdz)