Melalui PMHMETD pemerintah akan menyetorkan seluruh saham Seri B miliknya dalam Pegadaian dan PNM kepada BRI melalui mekanisme inbreng. Dana hasil dari aksi korporasi itu diantaranya akan dimanfaatkan oleh BRI untuk pembentukan Holding BUMN UMi.
Selain itu, hal yang akan menjaga kinerja saham BRI adalah holding BUMN UMi itu sendiri. Dia menilai total value dari holding BUMN UMi sangat baik. Suria pun menganalisa bahwa inbreng PNM dan Pegadaian terhadap BRI ditambah dana dari publik membuat holding memiliki total value hingga Rp95 triliun dengan perkiraan price to book value (PBV) 1,75 kali.
Senada, Mirza Adtyaswara mengatakan holding akan memperkuat kinerja fundamental ketiga perseroan. Harapannya BRI bisa memberikan bantuan teknologi, hingga pendanaan yang akan mendorong efisiensi dan bersinergi dalam produk.
Dengan demikian dia berharap loan to GDP Indonesia bisa lebih besar dari 32% melalui akselerasi. Dia menyebut negara kita masih kalah dibandingkan dengan negeri tetangga. Banyak negara tetangga memiliki persentase loan to GDP di angka 50%. “Kita melihat negara maju, Singapura, sudah pasti loan to GDP sudah di atas 100%,” ujarnya.
Sementara itu, Direktur Utama BRI Sunarso mengatakan melalui rights issue pihaknya melepas sebanyak-banyaknya 28,7 miliar lembar saham baru dengan harapan meraup dana segar sekitar Rp.41 triliun. Apabila aksi korporasi ini terserap seluruhnya, pihaknya pun memproyeksikan sekitar 5 tahun ke depan pertumbuhan kredit melalui ekosistem ini mampu tumbuh rata-rata 14% secara tahunan.
“Niat mulia kita membangun ekosistem ultra mikro bertujuan agar ekosistem ini bisa secara efisien melayani masyarakat sebanyak mungkin dan dengan biaya semurah mungkin. Maka sudah layak keputusannya, daripada terdilusi lebih baik ambil dan eksekusi hak memesan efek terlebih dahulu,” pungkas Sunarso.(AP)