News

Semakin Meluas Dukungan terhadap Program Penghijauan dengan Bambu

541

program ini. Pihak YBL memberikan insentif pembelian atas bibit yang dihasilkan oleh para ibu-ibu yang tergabung dalam kelompok pelopor. Dalam Fase Pertama yaitu bulan Mei-September, setiap ibu yang menghasilkan 2000 bibit mendapatkan insentif sebesar Rp. 5 juta atau sebesar Rp. 2.500 per bibit. Sedangkan dalam Fase Kedua yaitu Oktober-Desember, setiap ibu yang menghasilkan 6000 bibit akan mendapatkan Rp. 6 Juta atau sebesar Rp. 1.000 per bibit.

“Ibu-ibu ini bisa menerima 2 sampai 5 juta per fase, hanya dengan menanam bibit di rumah masing-masing sehingga tidak perlu biaya mobilitas dan lain-lain. Per bulan mereka masing-masing menerima rata-rata Rp. 800-900 ribu,” kata Monica.

Saat ini YBL dan berbagai organisasi perangkat daerah (OPD) dan pihak terkait sedang menyusun perluasan program ini untuk tahun 2022 yang akan mencakup 60 Desa di 17 Kabupaten antara lain Alor, Lembata, Flores Timur, TTS, TTU, Malaka, Sumba Tengah, Sumba Timur, Rote-Ndao dan Kabupaten Kupang. []

Tentang YBL

Yayasan Bambu Lestari (YBL) didirikan oleh Ibu Linda Garland pada 1993 sebagai organisasi nirlabauntuk mengkampanyekan dan mewujudkan bambu sebagai solusi ekonomi dan ekologi bagimasyarakat pedesaan di Indonesia. Setelah Ibu Linda Garland berpulang, kepemimpinan YBL dilanjutkan oleh putra beliau, Arief Rabik.

Bambu menjadi pilihan utama karena sejumlah keutamaan yang dimiliki tanaman tersebut.
Dari sisi Ekologis keutamaan bambu adalah: (1) Mampu memulihkan lahan kritis;(2) Mampu
menyimpan air, satu rumpun bambu mampu menyimpan 5000 liter air per musim hujan. Air yang kemudian dilepaskan kembali ke tanah pada musim kemarau.;(3) Mampu menyerap karbon (CO2), satu hektar hutan bambu mampu menyerap dan menahan 50 ton CO2 per tahun.;(4) Mampu tumbuh di lahan miring serta menstabilkan lahan rawan longsor. Dengan demikian bambu adalah tanaman yang tepat untuk upaya restorasi lahan kritis, perlindungan Daerah Aliran Sungai (DAS), mitigasi dan adaptasi perubahan iklim, serta pencegahan bencana.

Dari sisi Ekonomis keutamaan bambu adalah: (1) Dapat dibudidayakan secara lestari dan
berkelanjutan. Dengan metode Hutan Bambu Lestari (HBL) bambu dapat dipanen secara reguler tanpa mengurangi fungsi hutan bambu sebagai daerah tutupan hijau serta konservasi air.; (2) Kemampuan bambu dalam menyimpan air menciptakan sebuah lingkungan kondusif bagi budidaya tanaman-tanaman pangan dan produktif lainnya.; (3) Bambu dapat diolah menjadi beraneka ragam produk, termasuk produk-produk yang selama ini telah akrab dengan tradisi masyarakat lokal di Indonesia. Secara global, telah diidentifikasi lebih dari 1500 produk berbasis bambu, dari produk bangunan dan furnitur hingga tekstil dan makanan.; (4) Permintaan akan bambu terus meningkat. Pasar global untuk bambu dan produk-produk olahan bambu nilainya kini ditaksir telah melebihi 100 Milyar Dollar.

Seluruh program YBL untuk mengkampanyekan dan mewujudkan bambu sebagai solusi ekonomi dan solusi ekologi bagi masyarakat pedesaan memiliki paling tidak lima tujuan utama, yaitu (1) Restorasi lahan kritis; (2) Konservasi air; (3) Mitigasi dan adaptasi perubahan iklim; (4) Pencegahan bencana; (5) Pemberdayaan Masyarakat Desa serta Masyarakat Adat.

Lima tujuan utama ini tercermin secara utuh pada model Desa Bambu yang diperkenalkan oleh YBL. Pada model ini Masyarakat Desa dan Masyarakat Adat menjadi mitra utama dalam pembibitan, penanaman, perawatan serta pemanenan bambu. Bibit bambu kemudian ditanam pada tanah milik desa maupun tanah yang dikelola mitra utama lainnya (seperti KPH, Perhutani, Pemerintah Daerah), serta di lahan-lahan kritis. Pada daerah penanaman, bambu kemudian disandingkan dengan tanaman pangan lokal maupun tanaman produktif lainnya sehingga masyarakat memiliki sumber pendapatan lainnya pada saat menunggu bambu mencapai usia panen. Koperasi serta badan usaha milik desa diaktivasi untuk membangun dan mengelola pabrik pengolahan bambu di tingkat desa guna menciptakan produk-produk yang memiliki nilai tambah. Model Desa Bambu ini memastikan bahwa industri bambu yang dibangun adalah industri yang berbasis rakyat.

Provinsi Nusa Tenggara Timur, terutama Kabupaten Ngada, telah menjadi titik utama upaya YBL dalam mewujudkan industri bambu yang berbasis rakyat. Berkat dukungan kuat dari Pemerintah Provinsi NTT di bawah arahan Bapak Gubernur Victor B. Laiskodat, upaya mewujudkan mimpi itu telah mengalami percepatan dan penguatan dalam beberapa tahun terakhir ini.

Dukungan ini menguatkan upaya YBL untuk mengeksplorasi model Desa Bambu sebagai wahana untuk memberdayakan perempuan serta generasi muda. Eksplorasi lainnya yang sedang dikerjakan adalah menggunakan model Desa Bambu untuk memberdayakan Masyarakat Adat yang tinggal di sekitar Kawasan Konservasi.

Selain di NTT, YBL juga menjalankan program di Bali dan Jawa Timur, yang berfokus pada rehabilitasi dan pelindungan Daerah Aliran Sungai, serta di Kalimantan dan Sulawesi.(SP)

Exit mobile version
slot ||
slot88 ||
Server Thailand ||
Slot Gacor Maxwin ||
Slot gacor ||
slot online||
Slots ||
SBOBET||
game slot
daftar slot ||
slot game||
poker online
slot thailand||
game slot online||
situs slot||
slot gacor online||
situs slot terbaru||
slot terbaru||
idn slot||
slot gratis||
https://voiceofserbia.org||
https://tibetwrites.org/||