Daerah

Peringatan Hari Kartini, Mama Bambu Berbagi Kisah Penyelamatan Alam

253

Bajawa, NTTPedia.id,- Sejumlah mama-mama dari Kabupaten Ngada, Flores, NTT berbagi pengalaman dan perjuangannya melakukan usaha konservasi melalui bambu pada peringatan Hari Kartini di Kampus Bambu Turetogo, Desa Ratogesa, Ngada pada 21 April 2022.

Kisah para Mama Bambu ini direspon para akademisi, pemimpin agama, dan aktivis lingkungan dalam program Bamboo Collaborative Learning (Bersama Belajar Bambu) bertajuk Perempuan Penyelamat Alam: Cerita dari Desa Bambu yang dihelat Yayasan Bambu Lestari (YBL).

Mama Leri dari Desa Inegena, Bajawa, menyatakan diri tak hanya ibu rumah tangga juga kepala keluarga. Ia ditinggal suami tanpa kabar sejak merantau jadi buruh kebun sawit di Kalimantan. Selama Pandemi Covid-19, anak perempuannya yang mengidap epilepsi sering sakit. Sepanjang tahun sakit kejang, batuk, dan pilek.

Leri menjawab situasi sulit yang dialaminya dengan kerja keras. Ia menjadi salah satu ibu pelopor bambu dengan membuat bibit sendiri. Ia berjalan kaki ke ladang sekitar satu jam untuk mencari bakal bibit bambu yang sesuai.

“Paling sulit karena susah air. Kalau 3 hari tidak hujan, berusaha beli air tangki. Harganya Rp 70 ribu, seminggu beli dua kali, jadi biaya Rp 140 ribu,” kisahnya tentang tantangan merawat sekitar 2000 bibit bambu.

Ia mengaku desanya sudah lama sulit air. “Ada mata air di bawah, tapi susah ditarik pompa karena terlalu jauh dari sungai,” sebut Leri. Leri juga membantu mama lain mencari bibit. Mereka memutuskan berkelompok mencari anakan bambu seminggu dua kali. Leri yakin jika ribuan bibit bambu yang dihasilkan ini bersama belasan Mama Bambu lain di desanya ini tumbuh besar, akan menambah sumber air.

Cerit lain dari Mama Albina dari Desa Ineleka yang mampu membiayai anak sekolah dari insentif bibit bambu. Awalnya sulit merawat bibit, tapi setelah penyuluhan usahanya mulai nampak dengan pertumbuhan helai daun.

“Kami merasa bangga karena awalnya tidak pernah tahu jika bambu bisa dibibitkan. Hanya tahu bambu nenek moyang. Ambil bibit yang bagus, tidak terlalu tua dan muda. Harapan kami, program ini berlanjut,” harapnya.

Albina juga merasa bambu bisa mengurangi dampak gas beracun dari belerang dekat rumahnya. “Ada 3 orang meninggal tahun 2021. Semoga bambu menahan uap dan resapkan ke dalam dengan akarnya,” katanya.

Beberapa mama lain mengatakan sejak terlibat dalam program desa bambu ini, tak hanya tambahan penghasilan, juga bisa aktif berorganisasi, merencanakan kegiatan untuk penanaman lahan, dan merasakan pengalaman baru. Misalnya memiliki dan menggunakan HP untuk mengisi aplikasi pembibitan. Gawai pintar ini dibagikan oleh YBL untuk para Mama Bambu yang memenuhi syarat.. Hal baru lain adalah memiliki buku tabungan sendiri dan bisa mencairkannya langsung ke bank.

Bahkan ada sejumlah desa mengalokasikan dana desa untuk mendukung program mama bambu ini seperti Desa Genamere dan Inegena. Dana insentif ini untuk membantu proses penanaman dan perawatan bibit. “Bambu tak hanya habis sekali potong, tapi untuk anak cucu,” seru Albina.

Selama proses pembibitan dan penanaman, para mama juga merasakan sejumlah tantangan. Misalnya Mama Lena dari Desa Batukapu sedih karena suaminya sakit tidak bisa bekerja dan anaknya perlu biaya sekolah. Insentif bibit dirasa sangat membantu, setelah mengalami sejumlah kesulitan mencari bibit bambu. Selain itu, manfaat bambu menurutnya sangat penting. “Mata air di hutan, sumbernya kayu dan bambu,” urainya.

Program desa bambu tak hanya memberi pangan, papan atau bahan bangunan, juga jasa lingkungan seperti mencegah erosi serta menjaga cadangan air.

Exit mobile version
slot ||
slot88 ||
Server Thailand ||
Slot Gacor Maxwin ||
Slot gacor ||
slot online||
Slots ||
SBOBET||
game slot
daftar slot ||
slot game||
poker online
slot thailand||
game slot online||
situs slot||
slot gacor online||
situs slot terbaru||
slot terbaru||
idn slot||
slot gratis||
https://voiceofserbia.org||
https://tibetwrites.org/||