Beberapa faktor penyebab terbatasnya akses pendanaan usaha ultra mikro diantaranya adalah belum meratanya cakupan layanan dari unit kerja lembaga keuangan formal. Peran agen keuangan belum optimal dalam memberikan layanan keuangan disebabkan oleh literasi 0 yang rendah pada segmen ultra mikro untuk mengakses layanan keuangan secara digital.
“Dengan potensi pembiayaan bagi bisnis ultra-mikro, BRI optimistis bahwa segmen ultra-mikro akan menjadi sumber pertumbuhan bisnis baru yang berkelanjutan dimana segmen ultra-mikro dapat memperkuat core business BRI di segmen usaha mikro dan kecil. Melalui pembentukan holding Ultra Mikro dengan BRI sebagai induknya, maka akan mendukung visi BRI pada tahun 2025, yakni menjadi The Most Valuable Banking Group In Southeast Asia & Champion of Financial Inclusion,” pungkas Vivi.(AP)