Lebih lanjut, Sri Kusyuniati menjelaskan bahwa kegiatan Pelatihan Manajemen Rantai Pasok Pengelolaan Komoditas Gizi ini diharapkan, 1) Petugas pengelola memahami perencanaan kebutuhan komoditas gizi; 2) Petugas pengelola komoditas gizi bisa menerapkan sistem manajemen inventaris sehingga ketersediaan stok komoditas gizi dapat dikendalikan dan tidak terjadi kekosongan stok; 3) Petugas pengelola dapat memahami mekanisme pasokan ulang secara rutin dan jadwal pasokan ulang yang telah ditentukan; 4) Petugas pengelola dapat melakukan penerimaan, dan penyimpanan komoditas gizi sesuai dengan SOP yang ada.
Sementara itu, Sementara itu Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kupang dr. Robert A. J. Amaheka dalam sambutannya yang disampaikan oleh Sekretaris Dinas Kesehatan Kabupaten Kupang dr. Tjocorda I. S. F. Swastika mengatakan bahwa, kegiatan ini sangat penting, karena meningkatkan kesadaran kita sebagai pelopor dalam menurunkan prevelensi stunting. Pemerintah Kabupaten Kupang menyampaikan apresiasi yang setinggi-tingginya kepada Nutrition International yang terus berupaya untuk mendukung pemerintah Kabupaten Kupang dalam upaya peningkatan kapasitas tentang manajemen rantai pasok.
Amaheka menjelaskan bahwa, pemenuhan gizi sangat penting untuk 1000 hari kehidupan (1000 HPK), Ini sangat berkaitan erat dengan pemenuhan gizi di awal kehidupan anak. Pada gilirannya, ini sangat penting untuk mendukung tumbuh kembang anak sekaligus berpengaruh terhadap kesehatannya. Namun harus diakui bahwa banyak masyarakat terutama para orang tua belum memahami betul tentang pentingnya pemenuhan gizi bagi anak sehingga dianggap bukan hal yang prioritas. Pada tahun 2019 anemia pada ibu hamil di Kabupaten Kupang cukup tinggi, bukan saja terjadi pada trimester satu kehamilan tetapi juga pada trimester dua dan tiga, penyebabnya adalah minimnya kesadaran ibu hamil untuk mengonsumsi Tablet Tambah Darah (TTD).
Lebih lanjut Amaheka menjelaskan, dengan adanya dukungan dari Nutrition International melalui Program BISA dengan berbagai pelatihan dapat meningkatkan pengetahuan dan pemahaman pegawai Dinas Kesehatan dan Puskesmas untuk terus melakukan penyadaran kepada masyarakat akan pentingnya mengonsumsi komoditas gizi sesuai kebutuhan. Selain itu, Amaheka mengharapkan, petugas pengelola komoditas gizi memahami mekanisme pasokan ulang secara rutin dan menerapkan sistem manajemen inventaris sehingga ketersediaan stok komoditas gizi dapat dikendalikan dan tidak terjadi kekosongan stok.
Dalam kegiatan ini yang bertindak sebagai narasumber antara lain pegawai Dinas Kesehatan Kabupaten Kupang dari Bidang Kesehatan Masyarakat Seksi Gizi, Bidang Sumber Daya Manusia Seksi Farmasi, Bidang P2 Seksi P2PM. Metode kegiatan ini dilakukan secara daring dan luring. Dalam penyelenggaran kegiatan semua peserta, narasumber dan panitia menerapkan protokol kesehatan secara ketat termasuk negatif rapid test antigen.(SP)