“Dengan mengakselerasi jaringan co-location SenyuM maka akan membuka akses keuangan formal kepada pelaku usaha berupa fasilitas permodalan dan kepemilikan produk keuangan, termasuk pada kalangan masyarakat pra-sejahtera,” jelas Supari. Dukungan ini menggambarkan semangat BRI dalam mempercepat pencapaian indeks inklusi keuangan sebesar 90 persen di tahun 2024 serta dalam membangun ketangguhan pelaku usaha Kecil Menengah dan UMi.
Produk dan layanan co-location SenyuM dapat dinikmati masyarakat menjadi lebih lengkap dengan adanya produk BRI (KUR BRI, Tabungan Simpedes UMi, dan jasa perbankan lainnya), Pegadaian (Pinjaman Gadai dan Tabungan Emas), serta layanan back office untuk mendukung kebutuhan transaksional terhadap anggota kelompok PNM Mekaar.
“Terbukanya akses pembiayaan bagi segmen UMi akan memberikan fleksibilitas, efisiensi dan daya adaptasi yang baik bagi pengembangan usaha, sehingga ada ruang tumbuh bagi mereka. Selain operasional usaha, saya yakin saving capacity-pun ikut meningkat”, imbuh Supari.
Perluasan co-location SenyuM juga akan meningkatkan kapabilitas UMi Corner yaitu kolaborasi lintas tenaga pemasar melalui aktivitas cross referral produk dan layanan BRI, Pegadaian, maupun PNM, sebagai upaya mengakselerasi inklusi dan literasi keuangan kepada masyarakat Ultra Mikro, termasuk di dalamnya pemberdayaan dalam rangka meningkatkan kapabilitas dan mewujudkan nasabah naik kelas.
Ke depan, SenyuM tidak hanya fokus melayani pembiayaan saja, namun pemberdayaan nasabah naik kelas juga menjadi sangat penting. Supari menyampaikan pemberdayan ini meliputi bagaimana masyarakat dapat menjangkau layanan keuangan, membiasakan menabung, bertransaksi melalui rekening untuk mendukung kecepatan bisnis mereka, meningkatkan volume penjualan, dan menambah tenaga kerja serta peningkatan skala bisnisnya.(AP)