“Dalam bidang intervensi spesifik, dilakukan melalui pendekatan dengan mengidentifikasi permasalahan pada sasaran prioritas 1000 Hari Pertama Kehidupan, yaitu ibu hamil, bayi, anak di bawah 2 tahun, dan remaja. Intervensi gizi pada kelompok tersebut, terbukti efektif dan efisien keberhasilannya, yaitu suplementasi gizi mikro pada ibu hamil dan remaja putri, pemantauan pertumbuhan dan perkembangan anak secara rutin, promosi pemberian makanan bayi dan anak yang meliputi Inisiasi Menyusu Dini, ASI eksklusif, dan makanan pendamping ASI, serta peningkatan asupan protein hewani.” disampaikan oleh drg. Murti Utami, MPH, QGIA, CGCAE, Plt. Direktur Jendral Kesehatan Masyarakat, Kementerian Kesehatan pada sambutan Talk Show Hari Gizi Nasional ke-62 di mana Kursus Gizi Remaja dan Anemia Nutrition International diluncurkan.
Lebih lanjut, Murti mengundang aksi kolektif dari semua pihak dan multi sektor serta mitra pembangunan pada semua tingkatan untuk meningkatkan komitmen, mempererat kerja sama dalam peningkatan kualitas kesehatan masyarakat melalui perbaikan gizi.
Dalam pencegahan anemia, Pemerintah telah melaksanakan berbagai program kesehatan dan gizi meliputi fortifikasi wajib tepung terigu, suplementasi Tablet Tambah Darah (TTD) bagi ibu hamil dan remaja putri, promosi dan penerapan gizi seimbang, serta penguatan pendidikan Gizi.
Kursus Gizi Remaja dan Anemia ini menjadi langkah penting dalam membangun kapasitas tenaga kesehatan, meningkatkan pengetahuan dan keterampilan serta membangun inovasi atau praktik baik dalam pencegahan anemia untuk mendukung upaya percepatan penurunan stunting menjadi 14% pada tahun 2024.
Kursus Gizi Remaja dan Anemia Nutrition International dikembangkan dengan dukungan Pemerintah Kanada dan diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia dengan dukungan Pemerintah Australia melalui DFAT.(AP)