“Mana pernah kita bayangkan kalau bambu ini akan luar biasa. Selama ini kita hanya membayangkan bambu untuk bikin pondok, kandang ternak, bikin rumah, tidak lebih dari itu. Dan sekarang luar biasa,” sebut Bupati Andreas.
Menurut Andreas, berdasarkan data tahun 2020 terdapat kurang lebih 90 ribu rumpun bambu dan kurang lebih 28 juta batang bambu. Sementara lahan yang bisa ditanam bambu ada sekitar 46 ribu hektare.
“Bisa kita bayangkan kalau tanam 5 X 5 meter berarti membutuhkan bibit itu jutaan bibit. Dari jutaan bibit itu kita bisa bayangkan berapa banyak nilai ekonomi yang akan masuk di kelompok-kelompok mama-mama bambu dan sebagainya. Karena itu saya ajak masyarakat untuk meresponnya program ini dengan sebaik-baiknya,” kata Andreas.
Direktur Utama Bank NTT, Harry Alexander Riwu Kaho, mengatakan dalam rangka mendukung program Gubernur NTT, pihaknya telah menjalin kerjasama dengan pihak Yayasan Bambu Lestari untuk membuka rekening bagi Ibu-ibu penanam bambu, guna penyaluran dana yang dikelola.
“Ke depan kita juga melihat potensi untuk membantu permodalan bagi Ibu-ibu bambu yang ingin mengembangkan usaha baik di lahan sendiri maupun lahan pemerintah, atau pihak lainnya agar terbangun sistem yang baru memanfaatkan potensi bambu,” katanya.
Ia berharap sistem yang akan terbangun bisa menjadi penopang bagi masyarakat dan juga memberi inspirasi untuk dunia perempuan yang mau bekerja memanfaatkan bambu menjadi salah satu potensi ekonomi baik untuk kebutuhan rumah tangga maupun untuk kebutuhan industri.
Ince Sadho, etua kelompok tani mama-mama Bambu desa Menggeruda mengakui sejak hadirnya program bambu telah memberikan manfaat bagi peningkat ekonomi keluarga.
“Harus kami akui bahwa sejak adanya progran penanaman bambu ini sungguh membantu meningkatkan ekonomi keluarga dari yang sebelumnya kami tidak bisa menghasilkan apa-apa,” ungkap Mama Ince dengan polosnya di hadapan Gubernur NTT.
Mama Ince, sapaan akrabnya, berharap agar program yang baik ini tetap ditingkatkan sehingga semua mama-mama di desa Menggeruda maupun di desa-desa lainnya di Kabupaten Ngada, bisa memiliki penghasilan karena menekuni usaha melalui tanam bambu.
“Terus tingkatkan agar kami mama-mama bambu bisa mendapatkan penghasilan,” pungkasnya. (*/BN/PN)