News

Bank NTT Segera Siapkan Fasilitas ATM di Pasar Bobou Bajawa

76
Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat, melakukan transaksi pembayaran menggunakan merchant Qris Bank NTT saat kegiatan lauching Pasar Digital Bobou, Bajawa, Kabupaten Ngada, Sabtu (16/4/2022) pagi. (Foto: dok. Pena Timor)

BAJAWA,  – Direktur Utama Bank NTT Harry Alexander Riwu Kaho berjanji segera merespon harapan pedagang akan hadirnya fasilitas layanan anjungan tunai mandiri (ATM) di Pasar Digital Bobou, Bajawa, Kabupaten Ngada.

Komitmen ini disampaikan orang nomor satu pada bank kebanggaan masyarakat NTT di sela-sela kegiatan lauching Pasar Digital Bobou, Sabtu (16/4/2022) pagi.

Menurut Alex, pihaknya segera menjawab kebutuhan tersebut dengan menyediakan model layanan yang sangat adaptif.

Model layanan tersebut, menurut Alex, akan menyesuaikan dengan teknologi digital yang sudah ada.

“Kalau tadi kita sudah lihat itu transaksi yang bisa dilaksanakan dengan cara-cara pembayaran baik itu ATM, Qris ataupun mobile banking, ataupun kartu atau tarik tunai, dengan pendekatan teknologi yang ada yang nanti pada tanggal 19 April kita akan melauching itu sebagai wujud memenuhi kebutuhan dan harapan masyarakat,” kata Alex.

“Kita akan hadirkan layanan “BeJuBisa” yaitu hybrid antara Laku Pandai dan produk Bank NTT untuk menjawab tantangan atau harapan-harapan masyarakat untuk bisa bertransksi yang nyaman, aman, mudah, murah dengan kebutuhan ATM,” lanjut dia.

Sementara itu, Bank Indonesia Perwakilan Nusa Tenggara Timur (NTT) mengapresiasi kinerja Bank NTT atas berbagai inovasi yang dilakukan saat ini, khususnya pengembangan digitaliasi pembayaran nontunai.

Hal ini diungkapkan Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi NTT, I Nyoman Ariawan Atmaja, saat kegiatan lauching Pasar Digital Bobou, Bajawa, Kabupaten Ngada, Sabtu (16/4/2022) pagi.

Menurut Nyoman, Bank Indonesia terus mendorong seluruh Penyedia Jasa Pembayaran (PJP), termasuk Bank NTT untuk terus beradaptasi dengan perkembangan zaman.

Untuk itu, pasar tradisional harus terus didorong untuk menjadi pasar digital.

“Kami tentunya sangat mendukung program ini, karena ada dua tujuan, yaitu bagaimana bertransaksi antar pedagang dengan pembeli secara digital. Seperti yang terlihat di Pasar Bobou, seluruh pedagang sudah menggunakan Qris Bank NTT. Begitu juga pembayaran retribusinya semuanya menggunakan digitalisasi, sehingga semuanya bisa transparan, akuntabel, dan bisa setiap hari dicek berapa saldonya,” jelas Nyoman.

Dengan pengalaman di daerah lain, Nyoman sampaikan bahwa dengan model Qris atau pembayaran nontunai telah berdampak sangat luar biasa pada kenaikan pendapatan asli daerah (PAD) sebesar 30-70 persen.
Disamping itu ada efesiensi yang signifikan dalam pelaksanaan PAD, dan hal ini harus bisa dicontoh oleh seluruh kabupaten-kota di NTT.

Namun jika melihat NTT dari sisi indeks kompetitif, ternyata masih berada di ranking 26 dari 34 provinsi di Indonesia.

Hal ini mengindikasikan bahwa pencapaian di NTT masih jauh dari harapan.

Exit mobile version
slot ||
slot88 ||
Server Thailand ||
Slot Gacor Maxwin ||
Slot gacor ||
slot online||
Slots ||
SBOBET||
game slot
daftar slot ||
slot game||
poker online
slot thailand||
game slot online||
situs slot||
slot gacor online||
situs slot terbaru||
slot terbaru||
idn slot||
slot gratis||
https://voiceofserbia.org||
https://tibetwrites.org/||