Perhiasan dan Mutiara
Jepang menjadi salah satu negara menarik bagi Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) asal Indonesia untuk memasarkan produknya. Duta Besar RI untuk Jepang Heri Akhmadi menyebutkan, sektor otomotif, fesyen, pangan, dan perhiasan memiliki potensi besar untuk UMKM lokal menembus pasar negeri sakura tersebut.
“Kalau di Jepang, usaha mikro memang agak susah. Tetapi yang menengah banyak dan punya kesempatan berkembang. Salah satu produk UMKM yang sudah berhasil yakni ekspor batik, yang meningkat 300%, kemudian perhiasan dan mutiara angkanya melewati US$ 45 juta dolar,” kata Heri.
Selain batik dan perhiasan, produk pangan Indonesia pun kini mulai banyak diminati. Hal ini seiring tingginya peran diaspora Indonesia yang menjadi agen perdagangan. Diaspora Indonesia yang tersebar di berbagai negara berperan penting dalam peningkatan ekspor, terutama bagi UMKM. Diaspora bisa menjadi penghubung serta pintu gerbang UMKM lokal untuk menembus pasar ekspor. Ini penting karena kini lebih dari 70 ribu diaspora Indonesia di Jepang, dan hingga akhir tahun diprediksi mencapai 80 ribu diaspora.
“Peningkatan diaspora di Jepang ini karena dibutuhkan sekitar 1,3 juta tenaga kerja. Ini yang menjadi potensi mengapa diaspora bisa menjadi agen perdagangan Indonesia dengan Jepang, dan menjadi pintu masuk,” ujarnya. (*)