Fadli menjelaskan, sebelum mengiktuti ajang Kebudayaan Nusantara Indonesia, ia dan Thiara terlebih dahulu mengikuti seleksi online di tingkat daerah atau kabupaten, sebelum lolos dan mengkuti karantina di Bandung sejak 28 September hingga 2 Oktober 2022 lalu.
“Puji Tuhan, saat seleksi online itu saya dan Thiara lolos menjadi juara satu untuk mewakili Provinsi Nusa Tenggara Timur di tingkat nasional,” jelasnya.
Menurutnya, untuk persiapan bukan hanya dari segi fisik semata. Tetapi juga secara financial, pola pikir, cara berbicara, serta sejumlah persiapan penting lain seperti pakian atau busana.
“Banyak persiapan yang dilakukan. Dan perasaan saya sangat senang karena menjadi Runer Up. Tetapi di sisi lain, saya dan Thiara akan dikirim mengikuti lomba tingkat internasional tahun depan,” ungkap Fadli.
Ia mengisahkan, keberhasilannya bersama Thiara dalam ajang Kebudayaan Nusantara Indonesia 2022 tidak terlepas dari suport dan dukungan dari Bunda Julie Laiskodat.
“Bunda Julie mendukung kami secara keseluruhan. Mulai dari penginapan, makan minum, transportasi dan masih banyak lagi yang tidak mungkin disebutkan satu persatu,” terangnya.
“Untuk Bunda Julie, kami sampaikan terima kasih, karena sudah mau mensuport kami sebagai generasi muda NTT. Kami percaya dan berharap bunda tetap jadi ibu untuk anak NTT,” tambah Fadli.
Fadli berharap kepada generasi muda NTT untuk tetap berusaha dan jangan takut bermimpi untuk mengembangkan potensi yang dimiliki.
“Jangan takut bermimpi. Harus percaya kepada diri sendiri, jangan takut gagal, karena kegagalan merupakan salah satu bentuk keberhasilan yang tertunda,” pungkasnya.
Runer Up Putri Kebudayaan Nusantara Indonesia 2022, Thiara Stephanie Irene Ndolu, menjelaskan, ia baru pertama kali terlibat dalan ajang seperti yang diikuti saat ini. “Ini baru pertama kali saya ikuti ajang ini,” ujar Thiara.
Menurut Thiara, ia dan Fadli mendapat suport dari berbagai pihak, seperti Levico, Coki Bridal, Imanuel Bridal, dan terutama dari Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) NTT.(AP)