“Kali ini untuk ajang Road To Jakarta Fashion Week, ada 6 peserta dari beberapa kabupaten dan peserta yang mengikuti program pelatihan ini semuanya adalah para pelajar dari SMK. Ini programnya Bunda Julie dan sangat brilian,” ujar Maya Ratih.
Pemilik Brand Maya Ratih Indonesia ini mengakui, dengan menjadi instruktur atau mentor, dirinya mempunyai keinginan dan kerinduan memajukan desainer-desainer lokal dan misi lain yaitu menjaga warisan Nusantara berupa kain tenun NTT.
“Jadi, mereka yang ikut pelatihan ini sudah ada basis dan berpotensi jadi desainer handal tapi pengetahuan mereka hanya sebatas pengetahuan tata busana seperti pecah pola. Di sini, kami perdalam lagi dengan pengetahuan tentang fesyen dan tren tapi tekniknya juga. Mereka juga harus kerjakan sampai selesai bajunya,” ucapnya.
“Latih sejak dini bagaimana mereka tampil, bagaimana mereka menampilkan hasil karyanya agar lebih semangat berkreativitas dan mampu membangun kepercayaan diri,” tambahnya.
Selain memberikan pelatihan, peserta juga diberi motivasi agar tidak hanya sebatas menjadi penjahit, namun mereka diberi edukasi gambaran dunia fesyen dan perkembangan tren dan teknologi.
Instruktur lainnya, Tema Prasetyo secara terpisah mengatakan, terlaksananya program pelatihan tersebut berkat dukungan dari Bunda Julie Laiskodat.
“Jadi ini semua inisiatifnya Bunda Julie. Suportnya itu, kain tenunnya semuanya dari Dekranasda,” ujar Tema Prasetyo.
Desainer asal Jakarta yang khusus pakaian pria ini mengatakan, ia berkolaborasi bersama Dekranasda NTT menjadi pelatih bagi desainer-desainer asal NTT dan telah terlibat di 3 event fashion nasional di Jakarta.
“Untuk kali ini ada 5 pelajar SMK yang lolos seleksi pelatihan desainer khusus pakaian pria. Sebelum saya pilih untuk ikut, mereka harus punya konsep desain seperti apa,” ungkap Tema.
Dirinya berharap, para peserta mampu melihat potensi kain tenun bagi perkembangan fesyen di zaman modern saat ini. Pasalnya, kain tenun NTT mempunyai nilai jual tinggi.(AP)