“Nanti di tempat-tempat umum dan transportasi umum kita tempeli bahayanya judi online. Ini kita masukkan ke Rencana Strategis Kominfo, 2025-2029,” ungkap Slamet.
Adapun Direktur GoTo Nila Marita menyoroti literasi digital dalam fintech yang menjadi bagian dari ekosistem GoTo. Menurut dia, literasi digital dapat menghindarikan user GoTo dari upaya pengambilalihan akun yang berujung pada konten negatif yang merusak reputasi perusahaan di media sosial.
“Kita kampenyakan #AmanBersamaGoPay, dengan mengkombinasikan literasi digital dan rasa aman,” kata Nila.
Wakil Presiden BCA Norisa Saifudin mengatakan, pihaknya menggunakan literasi digital untuk melindungi nasabahnya dari kejahatan siber. Ini selaras dengan proses transformasi digital dan perubahan demografi nasabah di BCA saat ini.
“Edukasi ini berhasil menurunkan angka fraud di social engineering di tempat kami hingga 52%,” kata Norisa.
Sementara, Pakar Komunikasi Publik dan Dewan Pakar Perhumas Nia Sarinastiti menerangkan, literasi digital sejauh ini bisa mencegah penetrasi dari hoaks, SARA, maupun ujaran kebencian. Sebab, ini berimplikasi pada reputasi organisasi atau perusahaan.
“Ini juga perlu penyesuaian dengan segmentasi. Karena ini seperti mendidik, mendidik anak-anak atau orang tua. Kemudian yang dicari adalah pesannya dan disesuaikan dengan generasinya,” ujar Nia.(AP)