Jakarta, NTTPedia.id,- Presiden Joko Widodo menekankan inovasi dan industrialisasi menjadi kunci penting bagi Indonesia untuk naik kelas menjadi negara berpenghasilan tinggi sebelum 2045. Untuk itu, dibutuhkan sosok pengusaha seperti William Soeryadjaya yang telah mendirikan dan membesarkan Grup Astra sebagai salah satu lokomotif perekonomian nasional.
“Kita patut belajar dari perjuangan sang perintis Grup Astra, yaitu almarhum Pak William Soeryadjaya,” ujar Presiden Jokowi dalam kata pengantarnya di buku Memoar William Soeryadjaya yang akan diluncurkan pada 12 Juni mendatang di Teater Jakarta, Taman Ismail Marzuki.
Memoar berjudul “Semangat Hidup dan Pasrah kepada Tuhan” ini merupakan karya almarhum Ramadhan KH, salah seorang penulis biografi dan otobiografi ternama Indonesia. Setelah tertunda 20 tahun lebih lamanya, buku ini kini akan diterbitkan oleh Kepustakaan Populer Gramedia (KPG),
“Saya yakin buku ini akan menjadi inspirasi, sekaligus pemantik semangat bagi pembaca untuk terus berjuang dan teguh pada komitmen mewujudkan kejayaan,” ujar Presiden Jokowi. “Para inovator, entrepreneur dan manajer hebat seperti inilah yang akan menjadi lokomotif pembangunan Indonesia.”
Peluncuran buku akan mengundang Presiden Joko Widodo dan sejumlah menteri Kabinet Indonesia Maju, serta dihadiri para tokoh bisnis, budaya, dan sastra. Acara bertajuk “Tribute to William Soeryadjaya dan Ramadhan KH” ini juga akan diisi Pentas Teater “Om William Kita” yang diperankan oleh Reza Rahadian, Happy Salma, dan Verdi Solaiman, serta didukung oleh Agus Noor (sutradara), Gilang Ramadhan (aransemen musik), dan Shahnaz Haque (narator), Adi Darmawan (Komodo Project) dan Dian HP.
Gilang Ramadhan, putera kedua almarhum Ramadhan KH, mengungkapkan, penyusunan memoar ini berawal dari keinginan besar ayahnya untuk menuliskan kisah William Soeryadjaya yang sangat dikaguminya.
“Bapak itu kalau menulis buku pasti mencari seseorang yang bisa memberikan dampak positif bagi Indonesia,” ujarnya. “Om William itu bukan hanya sukses dari sisi bisnis, tetapi juga perjalanan hidupnya yang penuh tantangan membuat dia gigih dan pantang menyerah. Ada sisi humanis dari Om William yang diangkat oleh Bapak dalam buku ini.”