Sore itu Matahari baru saja kembali keperaduannya. Jalanan di Kota Kupang semakin ramai dengan lalu lalang kendaraan bermotor. Saya baru saja pulang dari pantai memancing bersama teman-teman Ultralight Fighter Casting (UFC) Kota Kupang. Hobi memancing saya geluti beberapa bulan terakhir ini. Tiba-tiba layar Handphone saya menyalah terang. Ada Whatsapp dari Sahabat saya. Namanya Leksi Saluk. Ia selalu menghubungi saya ketika Ia ingin bercerita dan membunuh rasa sepih setelah sembuh dari operasi penyumbatan pembuluh darah di otak. Di sore itu Leksi meminta saya menayangkan sebuah kesaksian tentang dirinya. Sakit dan mengalami kebangkitan setelah mengalami pergumulan hidup bersama Tuhan Yesus Sang Juru Selamat. Mujizat yang membawanya dari lembah kematian. Ia koma di rumah sakit selama berhari-hari. Kini Ia telah menemukan seberkas sinar harapan. Bangkit dan menjadi pelayan Tuhan.
Kami sudah bersahabat sejak lama, sejak ia menjadi wartawan di harian Victory News pada tahun 2012 yang lalu. Leksi merupakan wartawan angkatan pertama dari harian Victory News. Dari sering bertemu dilapangan ketika meliput, menjadikan kami sangat akrab. Layaknya orang NTT( meski tidak selalu begitu), kalau bertemu pasti menjadi arena kebun binatang. Saya dan Leksi memang sudah lama tidak bertemu, jauh sebelum dia sakit dan koma di rumah sakit selama berhari-hari hingga kini. Meski begitu Ia tidak pernah marah. Dia tahu bahwa saya tidak kuat melihat kondisinya yang kini yang sudah berangsur baik. Ia selalu memberi kabar kepada saya lewat layanan pesan pribadi. Kembali ke soal profesinya sebagai wartawan, hasil liputannya selalu menimbulkan kecemasan bagi para politisi yang bermasalah dalam kiprahnya dipemerintahan maupun di legislatif. Ketika Leksi dipidahkan ke Sumba Timur, Ia juga memberi kabar. “ Disini Berat Umbu,” kata Leksi dalam teks pesan yang dikirim kepada saya. Kata berat ini sering dialamatkan kepada pejabat yang pelit diwawancarai maupun diajak duduk ngopi.
Leksi memang tipe wartawan pekerja keras dan bermental baja. Ia selalu berhadapan dengan liputan-liputan yang mengundang resiko dicaci maki para pejabat ketika aib mereka diumbar ke publik. Pada suatu waktu, Ia bahkan dicari oleh sekelompok orang yang diduga tim sukses karena jagoaannya kalah dalam Pilkada di kota tetangga. Jagoaan mereka kalah karena rentetan tulisan Leksi. Waktu itu beberapa wartawan meminta Leksi pulang saja dari tempat liputan, meski ia menolak akhir dia juga pulanng setelah “dimarahi” oleh beberapa rekannya.
Ia memang petarung tapi semuanya sirna taktla pada suatu waktu ia tidak sadarkan diri setelah pulang mengantar istrinya ketempat kerja. Hari itu Kamis, 19/07/2018, seperti biasanya sebelum berangkat kerja meliput, ia punya kebiasaan mengantar istrinya ketempat kerja. Setiba ditrumah Ia tiba-tiba pusing. Ia sempat menelpon Kepala Bidang Pencegahan penyakit Kota Kupang yang Ia biasa panggil Ma Sri. Leksi meminta bantuan Ambulance Brigade Kupang Sehat untuk menjemputnya kerumah sakit. Setelah menelpon beberapa saat, Leksi tidak sadarkan diri.
Beberapa jam setelah menelpon, barulah mobil ambulance itu mengevakuasinya ke salah satu rumah sakit di Kota Kupang. Leksi Koma selama sembilan hari di rumah sakit. Ia mengalami kelumpuhan pada tubuh bagian kiri. Selama proses perawatan baik dirumah sakit dan dirumah, Leksi selalu didampingi oleh istri tercinta dan para koleganya yang setia membantunya. Salah satunya adalah Tanta Yuni Silvi.
“ Tanta Yuni ini yang sangat membantu saya dengan luar biasa. Jikalau waktu itu tidak ada tanta Yuni dirumah waktu saya tidak sadarkan diri, mungkin tidak ada kesaksian hari ini. Semua itu atas anugerah Tuhan Yesus. Puji Tuhan Yesus, kehadiran Tante Yuni kalah itu dirumah sebagai ipar istri dan teman caleg satu partai membantu. Tanta Yuni yang beragama muslim ini selalu siap membantu kami. bersyukur juga karena adik kelima Ester Yanti Salukh yang waktu itu bertepatan tidak lulus seleksi kuliah jadi dia yang setia jaga karena istri harus ke kantor untuk bekerja. Tuhan Yesus luar biasa indah melakukan semua dan perjalanan sejak 2018 sampai saat ini penuh cerita dan kasih Tuhan Yesus tidak pernah meninggalkan saya. sungguh menderita karena disaat bangun tidur banyak hal terjadi salah satu perasaan tidak karuan. Hal yang menyenangkan adalah disaat tidur dan makan dengan kecap manis dan ketika dekat dengan Tuhan melalui doa Bapa Kami,” ujarnya.