Mengakhiri sambutannya, Marut menyampaikan bahwa melalui Proyek BISA, NI mendukung rencana perbaikan mekanisme pasokan dan pengelolaan komoditas gizi, sepertisuplemen TTD, kapsul Vitamin A, larutan Oralit dan zink, di dua kabupaten di Provinsi NTT, sehingga pelayanan produk gizi bisa sampai kepada masyarakat penerima manfaat.
Sementara itu Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Timor Tengah Utara, Thomas J. M Laka dalam sambutannya mengatakan bahwa Pemerintah Kabupaten TTU sangat mengapresiasi NI yang telah menginisiasi kegiatan pertemuan ini, karena dapat meningkatkan pemahaman tenaga kesehatan terkait rantai pasokan produk gizi. Lebih lanjut Laka menjelaskan, bahwa isu kesehatan di Kabupaten TTU sangatlah kompleks.
“Saat ini kita dihadapkan dengan COVID 19, vaksin, TTD, diare, dan stunting, meski demikian tetapikita tetap berkomitmen untuk saling mendukung dan saling melengkapi. Saya yakin dan percaya bahwa teman-teman di tingkat puskesmas tetap berkerja secara ekstra untuk menangani berbagai persoalan kesehatan,” kata Laka.
Laka juga menekankan, bahwa pertemuan ini sangat penting demi meningkatkan pelayanan kepada masyarakat, dimana setiap bidang di dalam Dinas Kesehatan Kabupaten TTU harus berkolaborasi sampai di tingkat puskesmas, begitu pula dengan puskesmas harus bisa berkolaborasi dengan pihak-pihak lain di kecamatan dan desa.
“Jadi, untuk rantai pasokan produk gizi tidak bisa bekerja secara parsial tetapi harus dilakukan secara terpadu dengan melibatkan lintas bidang, sehingga semua masyarakat yang membutuhkan dapat terlayani dengan baik,” kata Laka menegaskan.
Dalam kegiatan ini yang bertindak sebagai narasumber antara lain pegawai Dinas Kesehatan Kabupaten TTU dari Bidang Pelayanan Kesehatan Seksi Gizi, UPTD Farmasi, Bidang P2 Seksi P2PM, dan pegawai Dinas Kesehatan Provinsi NTT Bidang Kesehatan Masyarakat Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi. Penyelenggaraan kegiatan dilakukan secara daring dan luring dengan menerapkan protokol kesehatan secara ketat.(SP)