Raut muka Sakeus terlihat sumringah Sepanjang perbincangan. Sesekali Ia menyeruput kopi pahit kas Manggarai sambil meyakinkan saya betapa Viktor telah berbuat sesuatu hal yang monumental bagi masyarakat disepanjang ruas jalan provinsi. Bahkan katanya ruas jalan itu tak hanya memudahkan masyarakat Boleng tapi juga kecamatan lain dan masyarakat dari Kabupaten Manggarai jika hendak ke Labuan Bajo.
” Terimakasih lah buat Pak Viktor, Terimakasih karena Gubernur sebelum Pak Viktor belum pernah kami nikmati jalan seperti ini. Apalagi sekarang ini PLN juga sudah masuk bersamaan dengan jalan. Jadi kami terimakasih buat Pak Viktor. Terimakasih juga pak Bupati Edi Endi. Karena Pak Gusti Juga dua periode tidak pernah sentuh ini,” jelasnya.
Sakeus sungguh merasakan betapa ia telah keluar dari isolasi wilayah selama berpuluh puluh tahun lamanya. Ia terus menyebut nama Viktor Bungtilu Laiskodat sebagai sosok pemimpin yang telah menolong mereka keluar dari isolasi karena jalan yang rusak berat. Bahkan katanya sebagai wujud terimakasih nya, Viktor mau Gubernur berapa periode pun ia akan tetap memilihnya.
” Kami doakan Pak Viktor lanjut periode kedua. Mau lanjut berapa periode pun kami siap. Dua periode sudah pasti. Kalau undang-undang nya memungkinkan mau lanjut berapa periode pun kami siap. Yang kami butuhkan para petani ini adalah jalan dan penerangan. Yang lain lain kami tidak butuhkan. Kami butuh pemerintah yang perhatikan jalan, artinya kami para petani ini hasil buminya mudah kami pasarkan ke kota.
Senada dengan itu Urbanus Ban warga kecamatan Boleng lainnya mengatakan hal yang sama. Sebagai Petani ia merasakan betul infrastruktur jalan yang memadai telah memudahkan akses pasar dan menghemat waktu bila ia hendak ke Kota. Ia mengaku selama ini jalan provinsi di wilayahnya tidak pernah diperhatikan oleh para pemimpin di Provinsi. Namun harapan itu datang kata Urbanus ketika Viktor Bungtilu Laiskodat menjadi Gubernur NTT.
” Untuk Pak Gubernur Terimakasih sudah lihat kami punya jalan. Sebagai petani kami merasakan betul dampak dari pembangunan jalan ini. Dulu jalan ini kami tidak bisa bayangkan. Ini bukan jalan sebenarnya. Ini petak sawah. Orang dulu bilang tanam saja padi dijalan itu karena lumpur hingga 40 centimeter. Sekarang sudah istimewa. Semua barang tanaman diuangkan sekarang ke Labuan Bajo. Dulu tidak. Sekarang sudah istimewa. Masyarakat petani sangat bahagia karena semua hasilnya jadi uang,” katanya.
Tak hanya masyarakat petani yang merasakan nikmatnya jalan provinsi yang mulus. Para pelaku Pariwisata di taman wisata Wae Bobok yang terletak Desa Tanjung Boleng Kec. Boleng Kab. Manggarai Barat juga merasakan pendapatan yang signifikan sejak ruas jalan provinsi di wilayah itu di perbaiki. Salah satu pengelolah rumah makan kecil-kecilan di Wae Bobok, Bernadeta Hadiah mengatakan sebelum jalan di perbaiki para pengunjung yang datang sangat sedikit itupun lebih banyak para pelaku perjalanan yang hendak ke desa sebelah. Tapi kini semua sudah berubah. Para pengunjung yang datang banyak dari wisatawan dari Labuan Bajo dan sekitarnya. Akses jalan yang mulus katanya merupakan pemicu wisatawan berdatangan.
Ia mengatakan semakin banyak wisatawan yang datang akan berdampak pada penghasilan nya sebagai pengelolah rumah makan. Adapun yang dijualnya adalah makanan ringan, minuman panas dan dingin. Ia mengaku para pelaku lainnya juga merasakan hal yang sama. Bahkan dulu katanya mereka jalan kaki dari kampung untuk berjualan ke Wae Bobok.
” Kami bersyukur dan berterima kasih kepada bapak Gubernur yang telah membantu kami lewat pembangunan jalan provinsi. Setelah selama ini jalannya yang tidak bagus kami jalan kaki dari kampung kesini untuk jualan. Kami bersyukur dan berterima kasih kepada bapak Gubernur, dengan jalan yang bagus kami punya aktivitas berjalan dengan baik’ kata Bernadeta.
Hasil penjualan Bernadeta terus meningkat. Hal itu katanya berdampak pada semakin membaiknya perekonomian rumah tangga. Selama ini sebelum diperbaiki kata dia, jalan sangat rusak apalagi di Blok S. Kurun waktu itu pula hasil jualannya banyak yang tidak laku akibat akses jalan yang buruk.
” Tidak ada yang datang berkunjung. Setelah jalannya bagus baru mereka yang dari Labuan Bajo datang kesini. Terimakasih bapak Gubernur. Programnya bagus sekali untuk kami,” ujarnya.
Akses jalan provinsi di Kecamatan Boleng juga menjadi berkah bagi warga di kecamatan lainnya. Vitalis dari desa Loha kecamatan Pacar. Vitalis mengaku pembangun akses jalan yang mulus di Kecamatan Boleng menolong warga masyarakat kecamatan lain jika hendak ke Labuan Bajo. Jika dulu dibutuhkan waktu hingga 4 jam, kini mereka hanya butuh waktu satu jam saja jika hendak ke Labuan Bajo.
” Terimakasih kepada pihak Pemerintah yang telah membangun di Manggarai Barat. Terimakasih kepada bapak Gubernur, Viktor Bungtilu Laiskodat Dulu kami dari Pacar, kami star jam 5 pagi dari pacar kalau ke Labuan Bajo. Sampai Labuan Bajo jam 4 sore. Sekarang sudah lumayan, kami hanya butuh waktu satu jam untuk sampai ke Labuan Bajo.
Apa yang disampaikan oleh Sakeus, Urbanus, Bernadeta dan si anak Milenial, Vitalis dari Desa Loha, kecamatan Pacar adalah tujuan Viktor Bungtilu Laiskodat meninggalkan kemewahannya di Jantung Ibu Kota. Ia membangun NTT dari Mimpi buruk yang panjang. Akses jalan yang buruk akan meninggalkan isolasi masyarakat dari akses kehidupan yang lebih baik.
” Jabatan Gubernur bukan tujuan saya tapi otoritas dari jabatan itu yang saya butuhkan untuk membangun NTT dari mimpi buruk,” demikian kata Viktor ketika berkampanye di seluruh pelosok-pelosok desa yang terisolasi di NTT.
” Saya sudah punya jabatan yang mentereng di jakarta. Saya berkotemplasi sebelum memutuskan maju sebagai maju sebagai calon Gubernur. Kembalinya saya ke NTT yaitu untuk mengabdikan buat masyarakat NTT yang menderita. NTTsebenarnya tidak miskin hanya miskin kepemimpinan. Miskin dari cara bertindak untuk mengelolah potensi yang ada untuk mensejaterahkan masyarakat NTT,” ujarnya.(ELas Jawamara)