Jule Sutrisno dalam keterangan persnya kepada media, menyebutkan satu per satu para desainer lokal putra –putri NTT tersebut, yaitu Sofia Bekalani dari Kabupaten Belu, M. Suwarni dari Kabupaten Timur Tengah Selatan (TTS), Agnes Fransiska Abanat dari Kabupaten Malaka, Julyon Ndun dari Kabupaten Kupang dari SMKN 3 Kota Kupang. Desainer dari Pulau Timor ini dimentori desainer nasional Defrico Audy.
Selanjutnya, Julie melanjutkan, ada pula Olviani Oeneke Inna Malo dari Kabupaten Sumba Barat, Robinson Kale Rabe dari Kabupaten Sabu Raijua, Marice dari Kabupeten Alor, dan Katarina B. Saudila dari Kabupeten Rote Ndao. Empat desainer ini dimentori oleh desainer nasional Maya Ratih di Pulau Sumba. Kemudian, ada juga 5 desainer lokal dari Pulau Flores, yaitu Erwin Yuan dari Kabupaten Sikka, Lusia Alisti dari Manggarai Barat, Aryni Trismaya dari Kabupaten Manggarai Timur, Anchllo dari Kabupeten Nagekeo dan Bartel Theos Mita dari Kabupeten Ngada. Kelima desainer ini dimentori oleh desainer papan atas Temma Prasetio di Pulau Flores.
Menurut Julie Sutrisno, NTT telah mengalami perkembangan dunia fashion dan desainer. Hal ini terlihat sangat mengagumkan dalam pertunjukan fashion show 2022 tahun ini, dimana tidak hanya menampilkan karya desainer nasional,tetapi juga ada karya para desainer dari siswa SMK Negeri 3 Kota Kupang. Sebelumnya, terang Julie, untuk desain atau julukan desainer belum ada orang yang mengaku sebagai desainer.
“Sebelumnya di NTT hampir tidak ada orang yang mengaku mereka adalah desainer. Kalau ada pun mereka punya standar itu masih dibawa sekali. Untuk itu, sejak tahun 2019 hingga saat ini kami Dekranasda, baik di provinsi maupun kabupaten kota mengganggarkan untuk mendatangkan para mentor yang adalah desainer-desainer dari Jakarta untuk melatih kami dari cara ukur sampai bikin pola sampai jahit sehingga bisa bersaing di ajang-ajang nasional,” terang Julie Sutrisno kepada media di stand Dekranasda NTT sebelum pertunjukan dimulai.
Dikatakan istri Gubernur NTT ini, dengan tampil di ajang Indonesia Fashion Week 2022 memberikan pengalaman bagi para modeling dan terutama para desainer lokal NTT agar lebih berpengalaman lagi untuk tampil diajang berikutnya. Selain itu, kata Julie, dengan mengikuti ajang ini mendorong para desainer lokal untuk berinovasi lagi. Dengan mengikuti ajang fashion show ini membuat orang lebih mengenal tenun ikat dan budaya NTT yang beragam, unik dan eksotik.
Lebih lanjut, anggota DPR-RI Fraksi Partai NasDem ini, mengaku, motif tenun ikat yang ditampilkan adalah hasil karya para pengerajin tenun ikat di NTT warisan para leluhur. Dekranasda NTT menyadari tantangan para penenun ada dua yaitu modal untuk mendatangkan benang yang tidak luntur dan alat tenun yang memadai, dan kedua adalah pangsa pasar yang tidak pasti.
“Menyadari tantangan para penenun di NTT, kami Dekranasda memberikan mereka modal untuk membeli benang dan alat tenun yang memadai. Kami juga mencarikan pangsa pasarnya. Nah, saat ini Dekranasda di Kota Kupang dan Labuan Bajo sudah memiliki tokoh. Selanjutnya, kami di NTT melalui suami kami yang gubernur dan bupati agar ada aturan satu hari atau dua hari dalam satu minggu semua pegawai memakai tenun ikat untuk meningkatkan pangsa pasar para penenun,”terang Julie sembari memberikan apresiasi yang tinggi terhadap ajang Indonesia Week Fashion Show 2022 karena sebagai salah satu arena pemasaran hasil produksi tenun ikat NTT.(AP)