“Bahwa dari riset dan kajian itu kita menjumpai ada ketidakharmonisnya kecerdasan berpikir, kecerdasan bertindak dan kecerdasan kampanye. Oleh karena itu strategi menggali kekayaan intelektual itu harus diimbangi dengan berpikir secara cerdas, bertindak cerdas, dan kampanye cerdas,”urai Alex menambahkan, strategi berikutnya adalah memetakan seluruh kekayaan intelektual agar dibawa dalam strategi kampanye yang memadai.
Ketika suatu saat nanti produk ini masuk ke pasar domestik maupun internasional, maka kekayaan intelektual inilah yang akan menjadi harga dan branding bahwa UMKM dari NTT mampu menguasai pasar. Didukung dengan kampanye-kampanye cerdas, maka walau badai COVID merontokkan berbagai bisnis besar, namun UMKM mampu membuktikan dirinya sebagai fundamental dalam perekonomian nusantara, dan mereka tidak bergeser sedikitpun.
“Ini adalah bukti dukungan dari Bank NTT untuk melakukan kolaborasi serta partisipasi aktif dan membangun sinergitas dengan semua pihak bahwa kekayaan intelektual NTT harus dikerjakan dalam keselarasan berpikir cerdas, bertindak cerdas dan kampanye secara cerdas. Ini yang terus kita galang sehingga mulai muncul branding-branding lokal yang go international melalui marketplace, ataupun melalui iven-iven yang kita dorong untuk silahkan UMKM menampilkan kekayaan intelektual mereka baik itu merek, paten maupun indikasi geografis. Dan ini yang akan terus kita gelorakan bersama seluruh pihak termasuk Kanwil KemenkumHAM yang terus memberikan support pada Bank NTT dalam berbagai upaya menjaga dan memproteksi kekayaan intelektual,”tegas tamatan Undana Kupang ini.
Masih menurutnya, dengan memberikan perlindungan atas hak paten, hak cipta dan merek tentu akan memproteksi pemilik HaKI di pasar lokal, international, sehingga ketika dia menampilkan hasil produknya tentu memiliki nilai perlindungan pada karyanya.
“Tidak terbatas disitu melainkan kendali mutunya pun dilakukan, yakni Bank NTT bekerjasama dengan BP-POM, SNI untuk usaha-usaha yang dihasilkan benar-benar diterima oleh standar pasar baik domestik maupun internasional. Selain itu untuk indikasi geografis, Bank NTT bekerjasama dengan Deknarasda, yang memfasilitasinya dengan sosialisasi mengenai pentingnya sebuah narasi. Jika tidak dinarasikan dengan baik maka pasar akan sulit menakar seberapa besar nilai intelektual sebuah karya tradisional kita. Narasi ini dikemas secara digital sehingga abadi,”ungkap Alex.
Talkshow berlangsung cukup meriah, apalagi dihadirkannya mini expo bagi para pelaku UMKM. Beraneka produk mereka pamerkan baik itu makanan ringan berbahan lokal, maupun aneka busana berbahan dasar tenunan khas NTT. Panggung pun ditata cantik, dengan dekorasi bunga hidup yang disupport oleh Ance Florist. (*/BN/MS)