“Aset itu saja bisa menarik pelancong (pengunjung) datang ke Pulau Komodo. Malaysia pada suatu ketika tidak ada apapun yang dapat menarik pelancong negara lain ke Malaysia. Kami (Malaysia) bukan seperti negara lain yang mempunyai barang atau bangunan lama. Malaysia tidak mempunyai apapun. Dan tidak ada sebab pelancong datang ke Malaysia,” kata Tun Mahatir.
Tetapi menurut Tun Mahatir, apabila diberin tugas kepada seorang Menteri untuk mengurusi kunjungan wisata. Menteri tersebut akan membangun konsep di mana-mana. Karena menurutnya, sesuatu yang dilihat oleh orang Malaysia adalah hal biasa, tetapi bagi orang lain adalah hal yang luar biasa.
“Contohnya orang Arab duduk di padang pasir dan tak ada hujan. Bila hujan, kalau orang Malaysia masuk ke dalam rumah, tapi orang di Arab bahkan keluar rumah. Malaysia banyak hujan. Malaysia begitu hijau, di Eropa bahkan Arab tidak ada tumbuhan hijau. Bahkan masih ada hutan,” kata Tun Mahatir.
“Jadi aset kita adalah keadaan di sekeliling kita. Orang-orang datang ke negara kita untuk lihat air laut yang jernih, hutan yang hijau. Kalau dikaji aset kita sangat banyak yang bagi kita adalah biasa, tetapi bagi pelancong dari negara lain adalah luar biasa. Kita gunakan aset itu,” tandas Tun Mahatir.
Kado di Usia ke-50
Bagi Bunda Julie, adalah sebuah kehormatan baginya yang didaulat memberikan pengalungan kain tenun khas NTT kepada sosok yang sangat berpengaruh di negeri Jiran Malaysia, Tun Mahatir Mohamad. Apalagi bisa melakukan dialog secara langsung dengan mengutarakan pertanyaan.
Pecinta sekaligus salah satu sosok yang ikut memperjuangkan tenun ikat NTT dikenal luas ke mancanegara ini merasa sangat bangga dengan kehormatan yang diberikan Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh, serta seluruh kader Nasdem di arena Rakernas saat itu. Tak henti-hentinya dia mengutarakan rasa syukurnya.
“Puji Tuhan ini pengalaman sekaligus kado yang luar bisa,” pungkas Bunda Julie. (AP)