“Pada acara Festival Rote Malole di Rote Ndao, wilayah paling selatan NKRI; Bank Indonesia bersama Pemkab Rote Ndao dan BPD NTT menggunakan event ini sebagai edukasi memupuk rasa cinta, bangga dan paham Rupiah, sekurangnya tingkat kesadaran atas Rupiah sebagai simbol kedaulatan negara dan alat pemersatu bangsa,”demikian Yusuf, kepada media.
Hal yang sama disampaikan Kepala Kantor BI Perwakilan NTT, I Nyoman Ariawan Atmaja pada Sabtu (8/7) di Lippo Plaza, bahwa yang dilakukan adalah sebuah gerak bersama dalam melestarikan budaya bangsa. Dan Bank Indonesia hadir untuk mendukung pelestarian budaya, tentu masih dalam moment ini, sebagai ajang untuk menjadikan Rupiah sebagai simbol kedaulatan negara. Apalagi Rote Ndao adalah wilayah paling selatan di NKRI, dan berbatasan dengan Australia.
Direktur Utama Bank NTT, Harry Alexander Riwu Kaho menegaskan, dengan adanya rekor ini, menandakan bahwa dari provinsi ini telah lahir sebuah kegiatan yang menginspirasi dunia.
Bahkan Bank NTT sebagai sebuah lembaga layanan perbankan pun sejauh ini ikut konsern pada pengembangan serta pelestarian budaya.
Sejumlah kegiatan Bank NTT misalnya, menjadikan budaya sebagai potensi unggulan yang layak untuk ditampilkan., seperti, festival desa Binaan Bank NTT, disana Bank NTT bekerjasama dengan sejumlah lembaga seperti Kementerian Hukum dan HAM, untuk menghadirkan Hak atas Kekayaan Intelektual, serta indikasi geografis sehingga kedepan, produk budaya NTT tidak diklaim sebagai milik daerah ataupun bangsa lain. (Fdz)