Dirut Bank TLM menjelaskan, selain mendapatkan pelatihan, para bendahara gereja di Klasis Kota Kupang akan mendapatkan pendampingan, agar peningkatan kualitas SDM dan tata kelola keuangan bisa tersistem dengan baik.
“Tujuannya, adalah ilmu ini digunakan untuk membuat laporan keuangan, yang memenuhi prinsip-prinsip akuntansi sebagai dasar dalam perencanaan dan pengambilan keputusan yaitu penyusunan program. Itu tujuan dari pelatihan ini,” jelasnya.
Hal kedua yang akan dilakukan berdasarkan PKS dengan UKAW adalah memberikan pelatihan UMKM, khususnya UMKM yang ada di setiap gereja dan UMKM binaan Bank TLM.
“Ada 143 UMKM. Kita sudah kelompokan berdasarkan jenis bisnisnya, dan kita akan mengadakan pelatihan kepada pelaku UMKM. Kita juga akan membantu mengurus ijin perseroan perorangan dan produk, bahkan sampai dengan pendaftaran di Kumham atau HAKI (Hak Kekayaan Intelektual),” ungkap Robert Fanggidae.
Terkait dengan kualitas produk UMKM, Bank TLM akan berkolaborasi dengan Dekranasda NTT agar produk-produk yang ada di masyarakat punya daya saing di pasar. Bank TLM bersama Dekranasda akan memperhatikan proses produksi, pengemasan, bahkan sampai pemasaran produk UMKM.
Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Kristen Artha Wacana (FE UKAW) Kupang, Jusuf Aboladaka juga menyampaikan hal yang sama. Dalam sambutannya di acara pembukaan pelatihan, Jusuf Aboladaka mengatakan, tim FE UKAW Kupang akan melakukan pendampingan kepada para tenaga keuangan Gereja sebagai kelanjutan dari kegiatan pelatihan, hingga pengelolaan keuangan Gereja bisa dilakukan secara baik dan benar.
Sementara Ketua Majelis Klasis Kota Kupang, Pdt. Jeheskial Adam, memuji Fakultas Ekonomi (FE) UKAW Kupang dan Bank TLM, karena telah memberi perhatian terhadap pentingnya pengelolaan keuangan Gereja yang baik dan benar. Terutama adalah perhatian kampus UKAW Kupang dan Bank TLM terhadap pengembangan ekonomi jemaat di lingkungan Gereja terutama di wilayah Klasis Kota Kupang.
“Khusus untuk Pak Bobby Fanggidae, (Sapaan akrab Robert P Fanggidae, red) saya tidak tahu lagi mau berbicara seperti apa. Di tengah kesibukannya sebagai Dirut Bank TLM, Pak Bobby Fanggidae sudah banyak berbuat untuk jemaat dan warga Kota Kupang. Saya bahkan berdoa, kalau saja Pak Bobby Fanggidae tidak saja menjadi Dirut Bank TLM, tetapi bisa memiliki jabatan yang lebih tinggi, bisa menjadi kepala daerah di NTT atau mungkin di Kota Kupang, pasti warga jemaat akan mendapat perhatian yang lebih besar lagi,” kata Pdt. Jeheskial Adam.
Pdt. Jeheskial Adam berharap, para tenaga keuangan Gereja sebagai peserta, bisa mengikuti kegiatan pelatihan dengan lebih serius, sehingga bisa bermanfaat bagi tata Kelola keuangan Gereja yang lebih baik. Juga termasuk tata Kelola keuangan UMKM yang lebih baik karena Gerja juga memberi perhatian terhadap peningkatan ekonomi jemaat.(AP)