“Intinya pengembangan 1.000 ekor sapi ini dimana 500 indukan dan 500 untuk penggemukan atau bakalan. Sehingga dari 500 sapi bakalan target pemeliharaan di kelompok peternak selama 4 sampai 5 bulan sudah terjual. Dan hasilnya kita beli lagi untuk pengembangan. Sementara 500 ekor sapi indukan dapat kita kembangkan menjadi 1.000 ataupun 2.000 ekor untuk meningkatkan ketersediaan stok sapi di NTT,” kata dia.
Renggi mengakui untuk persediaan tempat, pakan dan bimbingan teknis kepada kelompok-kelompok peternak sudah dipersiapkan satu tahun sebelumnya. Renggi menyebut sudah menyiapkan untuk 5 desa penerima yaitu Desa Wolomeje, Desa Wolomeje 2, Desa Ngara 2, Desa Ria, dan Desa Ria 1. Untuk kelompok peternak yang sudah dibina hingga terbentuk korporasi bernama Ping Gupir.
“Kita berharap agar kedepan kawasan di Riung menjadi sentra pertumbuhan ternak sapi yang dapat disuplai untuk kebutuhan nasional,” kata dia.
“Kita berharap selain di riung kita berharap ada penambaham bibit sapi dari program pusat utuk wilayah di Pulau Sumba dan Pulau Timor yang juga mempunyainpotensi untuk pengembangan ternak sapi,” ucap dia.(Fdz)