“Kami diarahkan oleh pak Polisi untuk melaporkan kasus ini ke Polres Belu, karena menurut Polisi terduga pelaku penipuan ini berasal dari Belu” kata Matheus.
Sementara itu, Yulius Besin saat dikonfirmasi melalui telepon selulernya membantah tuduhan para lansia tersebut.
“Itu tidak benar Kaka. Itu pembohongan” kata Yulius.
Menurut Yulius, para Lansia ini sendiri yang mendatangi dirinya dan menyampaikan aspirasi dan keinginan mereka untuk kita tindaklanjuti dan semua yang disampikan melalui dirinya ini sudah ditindaklanjuti dan tinggal menunggu hasilnya.
“Kita sementara memproses, tapi sementara ini masih tutup sehingga kita tidak bisa memaksa pemerintah untuk sesegara mungkin memproses SK mereka” tutur Yulius.
Terkait jumlah uang yang disebutkan oleh para lansia yang diduga adalah korban penipuan, Yulius mengungkapkan dirinya tidak pernah meminta.
“Itu mereka sendiri yang datang ke kita untuk meminta bantuan kita. Kita juga tidak memaksa mereka untuk memberikan uang ke kita, tapi namanya mengurus sesuatu inikan pasti butuh biaya untuk transportasi dan lain-lain untuk memperlancar kegiatan. Sehingga mereka sendiri yang berinisiatif untuk memberikan uang kepada kita sesuai kemampuan mereka” jelas Besin.
“Saya ini niatnya membantu keluarga. Karena mereka itu adalah keluarga kita, maka melalui kelembagaan adat yang pernah saya urus saya mau membantu. Sehingga waktu itu saya datang ke Kaminvet Kupang dengan membawa serta pengurus lembaga adat TTU antara lain Bapak Mikhael, Bapak Kobus, kemudian lanjut ke Bhabinvet kemudian saya terus ke Kemham untuk koordinasi dan aspirasi kita diterima. Jadi ini kita tinggal menunggu saja hasilnya” ungkapnya.
Besin menjelaskan, tanggal 14 november 2021 lalu ia sempat kembali ke Kemham untuk mempertanyakan regulasi perekrutan veteran ini, dan sesuai penjelasan dari pihak Kemham dijelaskan bahwa semua aspirasi yang disampaikan sudah diterima dan kepada setiap warga yang telah memasukan berkas untuk bersabar menunggu.(Yuven Abi)