Kefamenanu,NTTPedia.id,- Nutrition International dan Save the Children, bekerja sama dengan Yayasan Masyarakat Tangguh Sejahtera (Marungga Foundation), melalui Program Better Investment for Stunting Alleviation (BISA), menyelenggarakan pelatihan tentang pengelolaan program gizi yang meliputi suplementasi Tablet Tambah Darah (TTD) untuk ibu hamil, suplementasi vitamin A, dan pengobatan diare pada balita dengan oralit dan zink bagi tenaga kesehatan dari Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU).
Kegiatan yang diselenggarakan di Hotel Victory 2 Kefamenanu, TTU ini bertujuan untuk mengembangkan kapasitas staf puskesmas, khususnya bagian kesehatan keluarga dan gizi, serta bagian penanganan diare, untuk meningkatkan kapasitasnya dalam bidang konseling dan manajemen program gizi mikro (suplementasi TTD untuk ibu hamil, suplementasi vitamin A, dan penanganan diare pada anak menggunakan oralit dan zink).
Pelatihan akan berlangsung hingga Kamis (07/04) dan diikuti oleh 50 tenaga kesehatan pengelola program gizi dari 17 Puskesmas di Kabupaten Timor Tengah Utara. Fasilitator pelatihan merupakan staf Dinas Kesehatan Kabupaten Timor Tengah Utara yang telah mengikuti pelatihan untuk pelatih program gizi sebelumnya.
Deputy Chief of Party dari Nutrition International Donatus Klaudius Marut dalam sambutannya mengatakan bahwa program BISA ditujukan untuk membantu pemerintah Indonesia menurunkan stunting, khususnya di Provinsi Jawa Barat dan Nusa Tenggara Timur (NTT). Berdasarkan data Strategi Nasional Percepatan Pencegahan Stunting, pemerintah menargetkan untuk menurunkan angka stunting hingga 14% pada 2024. Sementara, berdasarkan Studi Status Gizi Indonesia (SSGI), angka stunting nasional saat ini masih sebesar 24,4%.
“Jadi masih membutuhkan kerja keras kita semua untuk bisa turun sampai 14%. Di NTT, walau stunting mengalami penurunan signifikan namun NTT masih masuk dalam provinsi dengan angka stunting tertinggi secara nasional,” kata Marut.
Saat ini Nutrition International berfokus untuk meningkatkan gizi perempuan dalam usia produktif; mulai dari masa remaja, usia menikah, ibu hamil, hingga ibu menyusui. Marut lebih lanjut mengatakan jika ibu dan perempuan tidak memiliki masalah gizi, maka mereka tidak akan mengalami komplikasi pada masa kehamilan.
“Oleh karena itu, akses makanan yang bergizi saat hamil dan menyusui menjadi sangat penting. Kami harap bapak-bapak yang paham bahwa masalah gizi untuk ibu hamil maupun menyusui juga menjadi tanggung jawab bapak-bapak,” tambah Marut.
Salah satu materi yang diberikan dalam pelatihan ini adalah konseling gizi. Marut mengungkapkan bahwa masalah ini membutuhkan perubahan pola pikir terutama tentang prioritas penyediaan dan pemberian gizi bagi ibu dan anak di dalam keluarga, sehingga ibu selalu sehat dan tidak memiliki masalah gizi, dan anak-anak pun bisa tumbuh kembang dengan sehat sejak dini.