Ia menjelaskan, Provinsi Nusa Tenggara Timur memiliki kekayaan intelektual yang sangat luar biasa, dimana mereka memiliki para penenun yang hebat dan berbakat.
“Jadi penenun itu bukan pekerja. Mereka adalah seniman dengan talenta dan kemahiran yang khusus dan uar biasa,” pungkasnya.
Direktur Pembinaan Tenaga dan Lembaga Pendidikan, Kemendikbudristek, Yudi Wahyudin, SS., M.Hum, menjelaskan, budaya di Provinsi NTT diharapkan bisa menjadi acuan bagi daerah lain.
“Kita harus tingkatkan talenta dan bakat anak-anak muda, agar secara profesi bisa diakui oleh semua pihak. Sehingga karya yang dihasilkan bisa menjadi acuan bagi daerah lain,” jelasnya.
Ia berharap kepada semua pihak untuk tidak menganggap tradisi sebagai sesuatu yang primitif. Karena, kata dia, melalui tradisi dan budaya diharapkan mampu menjadi wadah untuk bersatu.
“Jangan anggap tradisi itu hal yang primitif. Karena para leluhur berkarya dan menjaga budaya itu sejak lahir. Jadi melalui budaya diharapkan kita semua bisa bersatu,” tandasnya.
Plt Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), Ina Laiskodat, menyampaikan terima kasih kepada Laskar Rempah, karena sudah berkunjung ke Deranasda NTT.
Menurutnya, kunjungan Laskar Rempah ke Dekranasda NTT akan membawa dampak positif. Karena setelah para Laskar Rempah kembali ke daerah masing-masing, mereka akan menceritakan perjalanan mereka ke NTT.
“Banyak hal yang kita dapat. Setelah mereka dari sini, minimal bisa menceritakan kepada teman, keluarga dan kenalan mereka di daerah masing-masing. Sehingga NTT semakin hari semakin terkenal,” ungkapnya.
Kehadiran Laksar Rempah di NTT juga sangat membantu visi misi Gubernur dan Wakil Gubernur NTT, dimana pariwisata sebagai prime mover atau penggerak ekonomi masyarakat.
“Karena kehadiran Laskar Rempah ini, mereka akan menceritakan alam kita, sehingga semakin banyak orang yang mau datang ke Provinsi NTT,” tandasnya. (AP)