“Selama aktivitas saya di kapal-kapal berbendara asing dan menyinggahi sejumlah negara di Asia dan Afrika, kadang saya bertemu anak muda asal NTT dengan skill luar biasa besar. Selain itu, banyak pula anak muda yang saya jumpai di sejumlah negara asing mereka bekerja di kedutaan atau konsulat RI. Ada juga yang bekerja di perusahaan-perusahaan asing. Banyak pula imam dan biarawan biarawati tengah menunaikan Misi di hampir semua negara. Mereka-mereka ini punya kemampuan dan ketrampilan lebih yang hanya digodok lewat pendidikan formal,” lanjut Wilhelmus.
Namun, menurut Wilhelmus, Master Marine Engineer (M.Mar.E) lulusan BP3IP, Jakarta, bila permintaan Presiden membangun semacam Flobamora Youth Creative Hub, FYCH, potensi generasi muda lebih terkonsolidasi melalui pelatihan yang menggunakan kurikulum khusus sehingga anak muda menyiapkan diri dan memaksimalkan potensi yang dimiliki demi menjemput generasi emas yang menjadi cita-cita Presiden.
“Pilihan pusat kreasi dengan nama Flobamora Youth Creative Hub, misalnya, dipilih di Maumere, kota Kabupaten Sikka, dengan venue pendukung seperti di Larantuka, Lewoleba, Ende atau Bajawa. Bisa juga di Kupang dengan venue pendukung di Soe, Kefamenanu, Atambua atau di Pulau Semau. Ini tinggal dipikirkan bersama Pemerintah Provinsi dan Kabupaten/Kota berkoordinasi dengan BIN atau kementerian dan lembaga terkait,” lanjut Wilhelmus, tokoh muda pelaut dan sarjana jebolan Fakultas Ekonomi Universitas Trisakti, Jakarta.
Wilhelmus menambahkan, potensi generasi muda tempo doeloe sangat potensial di berbagai bidang. Olahraga, khususnya bola, misalnya, Nusa Tenggara Timur pernah mengoleksi nama Sinyo Aliandoe, pemain dan pelatih Timnas Indonesia yang ikut mengharumkan nama bangsa.
“PSK Kupang, tim bola kebangaan NTT pernah berjaya di masanya seperti om Sinyo Aliandoe, Kia bersaudara: Polce Kia Botoor, Anton Kia Botoor, Piter Kia Botoor (Alm), Pangdam Kasuari Gabriel Lema, mantan Kapolda Papua Rudy Rodja, Matias Bisinglasi atau Eduardus Mangilomi. Kemudian Ricky Nelson, pelatih asal Kupang yang sempat menangani Persipura saat Tim Mutiara Hitam dikawal Yan Mandenas, anggota DPR RI,” kata Wilhelmus.
Wilhelmus menambahkan, sebagian dari mutiara NTT ini dulu tentu adalah generasi potensial yang kala itu sokongan dana pembinaan masih jauh memadai tetapi modal semangat dan tahan ujian berlatih di tengah keterbasan sarana, toh akhirnya mereka mengharumkan nama Indonesia dari daerah.
“Dua nama generasi muda dulu yang mengharumkan nama bangsa di bidang olahraga, khususnya bola yakni Pak Mayjen TNI Gabriel Lema, S.Sos, kini Pangdam Kasuari dan mantan Kapolda Papua, Pak Inspektur Jenderal Polisi Drs Rudolf Alberth Rodja. Di masanya, kedua jenderal dari tanah Flobamora adalah pemain bola yang ikut mengharumkan nama bangsa dari daerah,” kata Wilhelmus. (AP)