Jakarta, NTTPedia.id,- Perkumpulan Agen Asuransi Indonesia (PAAI) hari ini resmi menyelenggarakan perayaan Hari Ulang Tahun ke-9 dengan mengusung tema “Lompatan Besar Agen Asuransi di Era Artificial Intelligence (AI)”. Acara yang berlangsung di Main Hall Bursa Efek Indonesia, Jakarta secara hybrid ini dihadiri oleh regulator, akademisi, pelaku industri, dan sekitar 1.000 agen asuransi dan para leader yang mengikuti kegiatan ini secara offline dan online.
Para agen menjadi garda terdepan dalam memberikan perlindungan kepada masyarakat, untuk itu penting untuk selalu memperluas wawasan. Dalam momen HUT kali ini, menurut Ketua Panitia HUT PAAI ke-9 Esra Manurung, PAAI menghadirkan sejumlah tokoh nasional, yaitu Prof. Rhenald Kasali, Ph.D, Guru Besar FEB UI sekaligus Pendiri Rumah Perubahan, dan David Tjokrorahardjo, President Maxwell Leadership Indonesia.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Dukungan dari regulator juga diperoleh dengan hadirnya Bernard Widjaja selaku Kepala Departemen Pengawasan Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan OJK yang memberikan keynote speech, serta Jeffrey Hendrik Direktur Pengembangan BEI yang menyampaikan special remarks dan memfasilitasi edukasi pasar modal untuk para agen yang tergabung dalam PAAI.
Acara semakin semarak dengan talkshow inspiratif bersama mengangkat tema Lompatan Besar Agen di Era Artificial Intelligent (AI) yang menghadirkan Elizabeth Ariesta Melawaty seorang entrepreneur muda yang memiliki jaringan global, tokoh media nasional Primus Dorimulu, dan seorang financial advisor Christopher Rodjito.
Dalam momentum ini, Ketua Umum PAAI M. Idaham menegaskan, perkembangan teknologi Artificial Intelligence bukanlah ancaman, melainkan peluang besar bagi agen asuransi untuk melakukan lompatan transformasi.
“Kehadiran AI justru dapat memperkuat peran agen dalam memberikan layanan yang lebih cepat, tepat, personal, dan humanis, sekaligus meningkatkan literasi keuangan masyarakat Indonesia,” ujarnya.
Saat ini jumlah agen asuransi di Indonesia tercatat mencapai lebih dari 600.000 orang. Dari jumlah tersebut, sekitar 3.000 agen merupakan anggota aktif PAAI. Kehadiran PAAI selama sembilan tahun ini membuktikan komitmennya untuk terus meningkatkan profesionalisme agen, memperjuangkan posisi strategis mereka di industri, serta memastikan agen tetap menjadi ujung tombak edukasi dan perlindungan masyarakat.
PAAI juga menekankan pentingnya membangun citra agen asuransi yang bermartabat, memiliki pengetahuan yang terus meningkat, serta wawasan yang terus berkembang. Agen diharapkan tidak hanya menjadi tenaga penjual, melainkan mitra terpercaya bagi masyarakat. Dengan dukungan teknologi AI, agen dapat memperoleh informasi lebih cepat, melakukan analisis lebih tajam, dan membangun personal branding yang lebih kuat. Dengan demikian, AI bukan menjadi ancaman, tetapi justru senjata yang memperkuat eksistensi agen asuransi di era digital.
Dalam sambutannya, M. Idaham juga menyampaikan harapan agar ke depan dapat terjalin dukungan lebih erat dari Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) maupun Dewan Asuransi Indonesia (DAI), sehingga agen sebagai pilar utama distribusi dapat semakin diperkuat posisinya di tengah dinamika industri yang terus berkembang.
Tidak hanya itu, pada peringatan HUT ke-9 ini, PAAI juga secara resmi mendeklarasikan dukungan penuh terhadap kampanye GENCARKAN yang diusung oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
“PAAI berkomitmen menjadi garda terdepan dalam mengedukasi masyarakat mengenai pentingnya literasi keuangan dan pemahaman produk asuransi, sejalan dengan upaya pemerintah meningkatkan inklusi keuangan nasional,” kata Esra.
PAAI menegaskan bahwa agen asuransi akan selalu menjadi mitra strategis dalam menjaga keberlangsungan industri asuransi di Indonesia. Dengan kolaborasi bersama regulator, asosiasi, perusahaan asuransi, serta dukungan teknologi mutakhir, agen asuransi diharapkan mampu menjawab tantangan zaman sekaligus memberikan kontribusi nyata bagi kesejahteraan masyarakat Indonesia.
Sebagai pembicara utama, Prof. Rhenald Kasali, Ph.D menyampaikan bahwa para agen asuransi perlu beradaptasi dengan perubahan zaman di tengah attention economy dan perkembangan kecerdasan buatan (AI). Para agen dituntut untuk terus mengasah kreativitas, melakukan reskilling, serta membangun disiplin diri, karena dinamika demografi di masa depan akan terus berubah.
Sementara di mata David Tjokrorahardjo, President Maxwell Leadership Indonesia, era AI harus disikapi sebagai peluang untuk meningkatkan produktivitas para agen. Tentu AI dan teknologi apapun memberikan peringatan kepada setiap pemimpin untuk reskill dan upskill kapasitas mereka untuk membudidayakan AI dengan tepat sasaran. Ada begitu banyak hal yang bisa difasilitasi teknologi dan juga ada banyak yang masih memerlukan pemfasilitasian manusia.(AP)