Dalam kajian kepemimpinan militer di Indonesia, nama Letnan Jenderal TNI Gabriel Lema menempati posisi yang menarik untuk ditelusuri. Ia lahir pada 24 Maret 1968 di Desa Hokeng, Kecamatan Wulanggitang, Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT). Dari wilayah kecil di ujung timur Flores inilah, Gabriel Lema menapaki perjalanan panjang menuju jajaran perwira tinggi Tentara Nasional Indonesia (TNI).
Sebagai lulusan Akademi Militer tahun 1990 dari kecabangan Infanteri, Lema mengawali karier dengan berbagai penugasan di lapangan. Tradisi pendidikan infanteri menuntut ketangguhan fisik sekaligus kemampuan manajerial dalam memimpin prajurit. Dari sinilah kerangka dasar kepemimpinannya terbentuk.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Sejumlah jabatan penting pernah diembannya, salah satunya sebagai Panglima Kodam XVIII/Kasuari di Papua Barat, wilayah dengan kompleksitas sosial, politik, dan keamanan yang tinggi. Posisi ini bukan sekadar jabatan militer, melainkan juga amanat sosial—bagaimana menjaga keamanan sekaligus membangun kepercayaan dengan masyarakat lokal. Keberhasilannya di Papua Barat kemudian menghantarkan Lema ke posisi yang lebih strategis, yakni Asisten Operasi (Asops) Panglima TNI. Jabatan ini memegang peranan sentral dalam merancang, mengoordinasikan, dan mengawasi operasi militer di seluruh Indonesia. Dengan kata lain, ia ikut menentukan arah dan efektivitas kekuatan pertahanan negara dalam menghadapi dinamika geopolitik.
Gabriel Lema tercatat mengantongi lebih dari 13 penghargaan dan 10 brevet. Brevet adalah tanda kecakapan khusus, mulai dari keahlian terjun payung hingga operasi pasukan khusus. Penghargaan dan brevet tersebut menandakan profesionalitasnya tidak hanya dalam aspek kepemimpinan, tetapi juga dalam keterampilan teknis sebagai prajurit tempur.
Menariknya, meski meniti karier di jalur nasional, Gabriel Lema tetap dikenal sebagai figur yang membawa identitas kedaerahan. Ia kerap dipandang sebagai representasi keberhasilan putra NTT di tingkat nasional. Dalam perspektif sosiologis, kehadirannya menjadi contoh bahwa daerah-daerah pinggiran Indonesia mampu melahirkan pemimpin militer yang mumpuni.
Biodata Singkat Letjen TNI Gabriel Lema:
Nama Lengkap: Letnan Jenderal TNI Gabriel Lema, S.Sos.Tempat, Tanggal Lahir: Hokeng, Flores Timur, Nusa Tenggara Timur, 24 Maret 1968gA
Agama: Katolik
Kecabangan: Infanteri
Pendidikan Militer:
Akademi Militer (Akmil) 1990
Sesko AD
Sesko TNI
Lemhannas RI
Jabatan yang Pernah Dipegang:
Danyonif 743/PSY
Danbrigif 21/Komodo
Danrem 162/Wira Bhakti
Pangdam XVIII/Kasuari (Papua Barat)
Asisten Operasi (Asops) Panglima TNI
Panglima Komando Gabungan Wilayah Pertahanan III (Pangkogabwilhan III)
Penghargaan dan Brevet: Lebih dari 13 penghargaan dan 10 brevet keahlian tempur
Asal Daerah: Desa Hokeng, Kecamatan Wulanggitang, Kabupaten Flores Timur, NTT. (Wikipedia dan disadur dari berbagai sumber)