Untuk tingkat kesehatan bank yang menjadi prioritas untuk diperhatikan adalah Profil Risiko, Good Corporate Governance (GCG) dan rentabilitas.
Dijelaskannya masih dalam agenda memperbaiki tingkat kesehatan bank menjadi sehat, maka Bank NTT sejak 30 November 2020 telah mencanangkan program strategis yakni Go TKB 2, atau pencapaian Tingkat Kesehatan Bank menjadi Sehat mulai bulan penilaian Juni 2021.
Sementara mengenai prospek usaha tahun 2021, pemulihan dampak Covid-19 menjadi kunci pemulihan ekonomi nasional dan regional tahun 2021.
“ Selain itu meningkatkan daya saing ekonomi dengan mendorong peningkatan kapasitas inovasi dan adaptasi teknologi maka pertumbuhan ekonomi Indonesia diproyeksikan kembali menguat di tahun 2021 dengan proyeksi pertumbuhan ekonomi nasional 4.5% – 5.5%,” kata Alexander
Dijelaskannya lebih lanjut, Selain peningkatan bisnis Bank NTT di tahun 2021, secara berkelanjutan Bank NTT akan melakukan beberapa program strategis diantaranya melanjutkan komitmen pemenuhan Modal Inti Minimum (MIM) Bank NTT di tahun 2021 menjadi minimum Rp2 triliun, melanjutkan peningkatan SDM dan corporate culture, melanjutkan perbaikan kualitas kredit dan target penurunan ratio NPL melakukan revitalisasi jaringan jaringan kantor dengan mengimplementasikan smart branch, melanjutkan proses persiapan menjadi bank devisa dan pencapaian Go TKB 2 (Tingkat Kesehatan Bank menjadi sehat).
Untuk diketahui bahwa masih terkait spirit memajukan Bank NTT maka Dewan Komisaris diminta oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk lebih meningkatkan fungsi pengawasan dan dalam rangka pencapaian Tingkat Kesehatan Bank 2, sehingga Dewan Komisaris pun diminta untuk menjadi observer dalam penyaluran kredit.
Sedangkan Komite Remunerasi (KRN) pun diminta aktif dan ikut serta dalam assesment maupun re-assesment di level pejabat eksekutif Kepala Divisi serta Kepala Cabang. Bahkan oleh Pemegang Saham Pengendali (PSP) diminta langsung mengawasi beberapa Kantor Cabang termasuk Cabang Surabaya yang memiliki Non Performing Loan (NPL) tinggi.
Pengurus pun diminta terus melakukan perbaikan-perbaikan di internal Bank NTT termasuk tidak melakukan pembiaran terhadap karyawan-karyawan, yang melakukan pelanggaran dan tidak mengindahkan prinsip kehati-hatian, sehingga timbul temuan audit OJK maupun internal (SKAI) dan pengurus, juga harus tetap fokus mengejar Tingkat Kesehatan Bank 2 sesuai target di Juni 2021, sehingga target Bank Devisa di akhir 2022 bisa tercapai.
RUPS Bank NTT 2021
Pasca Pasca audit yang berakhir pada 31/12/2020 lalu, Bank NTT menggelar Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). RUPS tersebut merupakan agenda tahunan ini, dipimpin langsung oleh Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat, sebagai pemegang saham pengendali. RUPS juga dihadiri seluruh pemegang saham dan komisaris serta direksi.
RUPS-TB 2020 yang digelar di lantai dua gedung Sasando itu berlangsung secara tatap muka, dengan lima agenda besar antara lain, laporan pertanggungjawaban Direksi atas penyelenggaraan Perseroan Tahun Buku 2020, laporan pertanggungjawaban Dewan Komisaris atas pelaksanaan fungsi pengawasan Tahun Buku 2020, penetapan pembagian laba Tahun Buku 2020.
Dalam surat undangan RUPS-TB 2020 bernomor 559/DIR/IV/2021 yang ditandatangani Direktur Utama, Harry Alexander Riwu Kaho dan Direktur Pemasaran Kredit, P. Stefen Messakh, disebutkan bahwa agenda berikut yang akan dibahas, yakni penyampaian laporan rencana kerja dan anggaran tahun buku 2021-2023, termasuk membahas beberapa isu terkait tata kelola SDM kepegawaian, pelaksanaan inbreng, penggunaan dana cadangan umum dan beberapa isu penting lainnya.(Advertorial)