Pendampingan dan Trauma Healing Serta Bantuan Sembakonya,  Aksi Yusinta Nenobahan untuk Korban Bencana Kuatae TTS 

- Jurnalis

Senin, 24 Maret 2025 - 07:12 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Soe, NTTPedia.id, – Bencana tanah longsor dan tanah bergerak yang melanda Desa Kuatae, Kecamatan Kota Soe, Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS), Nusa Tenggara Timur (NTT), pada Jumat (21/3/2025) malam, menyisakan luka mendalam bagi para korban.

 

Di tengah situasi sulit ini, Yayasan Yusinta Ningsih Sejahtera (YNS) hadir untuk memberikan bantuan dan dukungan bagi mereka yang terdampak.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

 

Pendiri YNS, Yusinta Ningsih Nenobahan Syarief, tidak hanya menyalurkan bantuan berupa sembako dan kebutuhan pokok, tetapi juga memilih bermalam di camp pengungsian di GOR Nekmese pada Minggu (23/3/2025).

 

Langkah ini menunjukkan kepedulian yang lebih dari sekadar memberi. Ia ingin mendengar, merasakan, dan memahami langsung penderitaan para korban.

 

Salah satu perhatian utama YNS adalah kondisi psikologis anak-anak yang terdampak bencana. Pengalaman kehilangan tempat tinggal, ketakutan akibat bencana, dan kehidupan di pengungsian bisa meninggalkan trauma mendalam.

 

Oleh karena itu, Yusinta secara langsung melakukan trauma healing, termasuk dengan terapi bermain dan pendampingan psikososial bagi anak-anak.

 

Dalam berbagai kesempatan, ia terlihat memeluk anak-anak, mengajak mereka bermain, dan berinteraksi untuk menciptakan rasa aman.

Baca Juga :  BRI Dorong Kontribusi Usaha Mikro Demi Bangkitkan Ekonomi Nasional

 

Baginya, kehadiran bukan hanya sekadar membawa bantuan materi, tetapi juga menghadirkan harapan dan dukungan emosional.

 

“Saya hadir bukan hanya memberikan bantuan, tetapi sebagai seorang ibu, saya ingin melihat lebih dekat anak-anak yang menjadi korban bencana ini. Dengan begitu, kita dapat memberikan penanganan trauma yang lebih baik kepada mereka,” ujar Yusinta.

 

Di tengah kehidupan yang mendadak berubah drastis, kehangatan dan kepedulian menjadi kebutuhan yang tidak kalah penting dibandingkan bantuan fisik.

 

Dengan metode trauma healing ini, diharapkan anak-anak bisa lebih cepat pulih dan kembali menjalani hidup dengan semangat.

 

Dalam aksi kemanusiaan kali ini, YNS menyalurkan berbagai bantuan yang sangat dibutuhkan para pengungsi, di antaranya: ratusan paket sembako berupa beras, mi instan, biskuit, makanan siap saji sebanyak 300 bungkus, susu dan makanan bergizi untuk anak-anak, serta pampers untuk bayi dan balita.

 

Bantuan ini disambut dengan penuh rasa syukur oleh para pengungsi. Tidak sedikit warga yang menitikkan air mata haru karena merasa tidak sendiri dalam menghadapi musibah ini.

Baca Juga :  Ratusan Perempuan Dari TTS dan TTU Ikut Pelatihan Kader Yang Digelar Yusinta Nenobahan

 

Selain memberikan bantuan, Yusinta juga menekankan pentingnya mendengar cerita para korban. Bagi YNS, aksi sosial bukan hanya tentang memberi, tetapi juga membangun hubungan emosional dengan masyarakat yang sedang mengalami kesulitan.

 

“Kami tidak sekadar memberi, kami ingin hadir dalam hidup mereka. Kami ingin mereka tahu bahwa mereka tidak sendiri. Intinya, bantuan bukan hanya sekadar memberi, tetapi duduk bersama dan mendengar cerita mereka,” kata Yusinta.

 

Aksi Nyata, Bukan Sekadar Janji

 

YNS semakin dikenal bukan karena pencitraan, tetapi karena aksi nyata di lapangan. Kehadirannya di tengah masyarakat terdampak bencana menunjukkan bahwa kepedulian bukan hanya slogan, tetapi harus diwujudkan dalam tindakan nyata.

 

“Apa yang dilakukan di NTT bukan yang pertama dan pasti bukan yang terakhir. YNS berkomitmen untuk terus menjangkau lebih banyak orang, terutama mereka yang berada di pelosok dan kurang tersentuh bantuan,” kata Yusinta.

 

“Di tengah dunia yang penuh ketidakpastian, satu hal yang pasti: kebaikan tidak akan pernah berhenti. YNS akan terus hadir, menyalakan harapan bagi mereka yang nyaris padam,” pungkasnya. (AP)

Berita Terkait

PPI NTT Angkatan 1990-2006 Serahkan Sembako di Panti Asuhan dan Bagi Janda, Sambut Hari Sumpah Pemuda 2025
Jernihkan Persoalan Dengan Pendeta Nelson, Yusinta Nenobahan dan Kuasa Hukum Penuhi Undangan Sinode GMIT
Melki Laka Lena Dorong Kawasan Ekonomi Khusus di Perbatasan RI–Timor Leste
Jembatan Palmerah dan Pembangkit Listrik Arus Laut Didorong Jadi Proyek Strategis Nasional
Literasi NTT Masih Rendah, Hanya 24,7% Kategori Baik, STN NTT Dukung Pergub Jam Belajar di Rumah
Tokoh Muda Diaspora NTT di Jakarta Dukung Rencana Pergub Jam Belajar di NTT : Dekati Kaum Muda dengan Buk
Orang Tua Murid di NTT Dukung Jam Belajar di Rumah Untuk Kurangi Kecanduan Gadget, Perkuat Literasi Anak
Gagasan Jam Belajar Melki, Guru Besar Undana: Ide Bagus Tapi Belum Sentuh Akar Masalah Pendidikan

Berita Terkait

Sabtu, 25 Oktober 2025 - 20:50 WIB

PPI NTT Angkatan 1990-2006 Serahkan Sembako di Panti Asuhan dan Bagi Janda, Sambut Hari Sumpah Pemuda 2025

Kamis, 23 Oktober 2025 - 17:29 WIB

Jernihkan Persoalan Dengan Pendeta Nelson, Yusinta Nenobahan dan Kuasa Hukum Penuhi Undangan Sinode GMIT

Selasa, 21 Oktober 2025 - 19:46 WIB

Melki Laka Lena Dorong Kawasan Ekonomi Khusus di Perbatasan RI–Timor Leste

Selasa, 21 Oktober 2025 - 07:47 WIB

Jembatan Palmerah dan Pembangkit Listrik Arus Laut Didorong Jadi Proyek Strategis Nasional

Kamis, 16 Oktober 2025 - 16:54 WIB

Literasi NTT Masih Rendah, Hanya 24,7% Kategori Baik, STN NTT Dukung Pergub Jam Belajar di Rumah

Berita Terbaru