Yusinta Nenobahan  Siap Bangun Rumah untuk Korban Longsor di TTS, Pemda Diminta Siapkan Lahan

- Jurnalis

Selasa, 25 Maret 2025 - 09:13 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

So’e, NTTPedia.id, – Bencana longsor yang melanda Desa Kuatae, Kecamatan Kota Soe, Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS), pada Jumat malam (21/3/2025), telah memaksa warga terdampak mengungsi ke GOR Nekamese Soe. Hingga kini, mereka masih menanti solusi jangka panjang dari pemerintah daerah.

Di tengah situasi ini, Yayasan Yusinta Ningsih Sejahtera (YNS) menyatakan kesiapannya untuk membangun rumah bagi para korban. Namun, ada satu syarat utama yang ditekankan oleh pendiri YNS, Yusinta Ningsih Nenobahan Syarief, yakni keterbukaan pemerintah daerah dalam bekerja sama.

Dalam keterangannya kepada media, Yusinta menegaskan bahwa YNS hadir bukan untuk kepentingan pribadi atau politik, melainkan semata-mata untuk membantu masyarakat.

“Kami siap, asalkan pemerintah membuka diri. Jangan sampai pemerintah alergi terhadap kami. Kehadiran kami di sini bukan untuk siapa-siapa, tetapi untuk masyarakat,” tegasnya, Senin (24/3/2025).

Yusinta juga menekankan bahwa pihaknya tidak bermaksud mendorong pemerintah daerah, melainkan hadir sebagai mitra dalam membantu masyarakat. Namun, ia mengingatkan bahwa inisiatif harus datang dari pemerintah.

“Kami tidak datang untuk memaksa pemerintah. Tapi, kalau mau bekerja sama, pemerintah yang harus menjangkau kami, bukan kami yang datang meminta-minta,” ujarnya.

Pemda Siapkan Lahan

Salah satu kendala dalam pembangunan rumah bagi korban bencana adalah kesiapan lahan. Yusinta menegaskan bahwa sebelum proses pembangunan dimulai, pemerintah harus menetapkan lokasi yang layak serta mempertimbangkan faktor keberlanjutan bagi warga.

Baca Juga :  Kinerja Himbara Positif, BRI Optimistis Soal Pemulihan Ekonomi Nasional

“Untuk hunian sementara, pertama-tama lokasi harus ditentukan oleh pemerintah. Kedua, harus layak dan memiliki akses air bersih. Ketiga, tidak boleh terlalu jauh dari tempat kerja dan sekolah, karena masyarakat tetap harus mencari nafkah dan anak-anak harus tetap sekolah,” jelasnya.

Selain itu, ia mengkritik lambannya proses pengambilan keputusan di tingkat pemerintah daerah. Menurutnya, warga membutuhkan tindakan cepat, bukan sekadar rapat panjang tanpa hasil konkret.

“Kalau hari ini dibahas, besok harus langsung dikerjakan. Kalau ada kekurangan, bisa diperbaiki sambil jalan,” tegasnya. (AP)

Berita Terkait

Melki Dorong NTT Jadi Poros Baru Melanesia di Asia Pasifik
Kepala Daerah se-Sumba Kompak Kendalikan Inflasi dan Majukan Digitalisasi Keuangan
PPI NTT Angkatan 1990-2006 Serahkan Sembako di Panti Asuhan dan Bagi Janda, Sambut Hari Sumpah Pemuda 2025
Jernihkan Persoalan Dengan Pendeta Nelson, Yusinta Nenobahan dan Kuasa Hukum Penuhi Undangan Sinode GMIT
Melki Segera Berlakukan Program Jam Belajar Masyarakat untuk Atasi Krisis Literasi di NTT
Melki Laka Lena Dorong Kawasan Ekonomi Khusus di Perbatasan RI–Timor Leste
Jembatan Palmerah dan Pembangkit Listrik Arus Laut Didorong Jadi Proyek Strategis Nasional
Peringati 50 Tahun Balibo Five, Dewan Pers Timor-Leste Tekankan Keberanian Jurnalis

Berita Terkait

Minggu, 26 Oktober 2025 - 13:17 WIB

Melki Dorong NTT Jadi Poros Baru Melanesia di Asia Pasifik

Minggu, 26 Oktober 2025 - 09:35 WIB

Kepala Daerah se-Sumba Kompak Kendalikan Inflasi dan Majukan Digitalisasi Keuangan

Sabtu, 25 Oktober 2025 - 20:50 WIB

PPI NTT Angkatan 1990-2006 Serahkan Sembako di Panti Asuhan dan Bagi Janda, Sambut Hari Sumpah Pemuda 2025

Kamis, 23 Oktober 2025 - 17:29 WIB

Jernihkan Persoalan Dengan Pendeta Nelson, Yusinta Nenobahan dan Kuasa Hukum Penuhi Undangan Sinode GMIT

Rabu, 22 Oktober 2025 - 20:37 WIB

Melki Segera Berlakukan Program Jam Belajar Masyarakat untuk Atasi Krisis Literasi di NTT

Berita Terbaru