Tidak Dicairkan Pihak Sekolah, Dana PIP 36 Miliar di NTT Dikembalikan ke Kas Negara

- Jurnalis

Sabtu, 26 Juli 2025 - 18:19 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Kupang, NTTPedia.id – Penyaluran dana Program Indonesia Pintar (PIP) di Nusa Tenggara Timur (NTT) tidak berjalan mulus.

 

Sebanyak Rp 36 miliar dana PIP bagi pelajar SMA di NTT terpaksa harus kembali ke kas negara karena tak kunjung dicairkan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

 

Hal ini disampaikan Anggota Komisi X DPR RI, Anita Jacoba Gah saat diwawancarai di Kota Kupang saat mengikuti Workshop Pendidikan di Hotel Aston, Jumat (25/7/2025) kemarin.

 

Menurut Anita Gah, pengembalian dana PIP ke kas negara karena tidak adanya kerjasama yang baik antara kepala sekolah dan orang tua siswa, untuk mencairkan dana yang ia perjuangkan di pusat.

Baca Juga :  BRI Peduli Wujudkan Mimpi Anak Petani Tempuh Pendidikan S2

 

Ia menyebut, Rp36 miliar ini dari kuota sekitar Rp700 miliar yang telah diusulkan ke pemerintah pusat. Anita Gah meminta Dinas Pendidikan dan Kebudayaan NTT membenahi persoalan ini.

 

“Terpaksa Rp36 Miliar kembali ke rekening negara ya, sangat disayangkan. Sudah saya sampaikan agar diketahui seluruh kepala sekolah baik SMA dan SMK,” ungkapnya.

 

Kalau tau ada SK dari kementerian untuk mencairkan dana, tolong beri tahu siswa, karena datanya ada di dapodik, rekeningnya ada di dapodik itu,” tambah Anita Gah.

 

Anita Gah juga mengaku mendapat laporan dan masukan, bahwa soal pencairan ini tidak bisa dilakukan karena buku tabungan para siswa penerima manfaat disimpan oleh pihak sekolah.

Baca Juga :  Pimpinan Daerah dari 12 Kabupaten di NTT Bertemu Waket DPR RI, Bahas Program Strategis

 

“Untuk apa pihak sekolah simpan, kan untuk anak-anak, bukan sekolah. Ini yang kita mau lihat datanya, Rp36 miliar ini di sekolah mana saja,” ujarnya lagi.

 

Bila seperti ini, kata dia, Kemendiknas perlu mengevaluasi lagi penyaluran ke sekolah dimaksud bila nantinya diusulkan oleh anggota dewan atau pun dinas lagi.

 

“Anak-anak tentunya membutuhkan ini apalagi pelajar SMA sebesar Rp1,8 juta per anak sehingga dapat meringankan beban mereka,” tutup Anita Gah.

Berita Terkait

Kepala Daerah se-Sumba Kompak Kendalikan Inflasi dan Majukan Digitalisasi Keuangan
PPI NTT Angkatan 1990-2006 Serahkan Sembako di Panti Asuhan dan Bagi Janda, Sambut Hari Sumpah Pemuda 2025
Gubernur NTT Sosialisasikan Gagasan Jam Belajar dan Ibadah Keluarga di UNIPA Maumere
Sejumlah Toko di Malaka Kedapatan Jual Beras Diatas Harga Eceran Tertinggi 
Melki Segera Berlakukan Program Jam Belajar Masyarakat untuk Atasi Krisis Literasi di NTT
In House Training SMA Kristen Kesetnana, Guru Harus Menjadi Pelopor Literasi Digital
Peringati 50 Tahun Balibo Five, Dewan Pers Timor-Leste Tekankan Keberanian Jurnalis
Panglima FDTL: Militer Tidak Akan Ganggu Pekerjaan Wartawan di Timor Leste

Berita Terkait

Minggu, 26 Oktober 2025 - 09:35 WIB

Kepala Daerah se-Sumba Kompak Kendalikan Inflasi dan Majukan Digitalisasi Keuangan

Sabtu, 25 Oktober 2025 - 20:50 WIB

PPI NTT Angkatan 1990-2006 Serahkan Sembako di Panti Asuhan dan Bagi Janda, Sambut Hari Sumpah Pemuda 2025

Sabtu, 25 Oktober 2025 - 17:10 WIB

Gubernur NTT Sosialisasikan Gagasan Jam Belajar dan Ibadah Keluarga di UNIPA Maumere

Rabu, 22 Oktober 2025 - 20:37 WIB

Melki Segera Berlakukan Program Jam Belajar Masyarakat untuk Atasi Krisis Literasi di NTT

Senin, 20 Oktober 2025 - 15:40 WIB

In House Training SMA Kristen Kesetnana, Guru Harus Menjadi Pelopor Literasi Digital

Berita Terbaru