DPP PA GMNI Serukan Pemerintah Tegakkan Keadilan dan Dengar Suara Rakyat

- Jurnalis

Minggu, 31 Agustus 2025 - 17:45 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Jakarta, NTTPedia.id,– Dewan Pengurus Pusat Persatuan Alumni Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (DPP PA GMNI) menyampaikan duka cita mendalam atas wafatnya Affan Kurniawan dan korban lain dalam benturan antara warga dengan aparat di sejumlah daerah. Organisasi alumni dari gerakan mahasiswa nasionalis ini menilai eskalasi benturan yang terus terjadi dapat menjadi ancaman serius bagi stabilitas politik dan keamanan nasional jika tidak segera direspons dengan langkah yang adil dan bijak.

Ketua Umum DPP PA GMNI, Prof. Dr. Arief Hidayat, S.H., M.S., menegaskan pemerintah tidak boleh menutup mata atas kasus ini. Menurutnya, negara harus hadir dengan menegakkan keadilan secara cepat, transparan, dan tanpa tebang pilih. Aspirasi publik harus didengar dengan sungguh-sungguh, termasuk laporan masyarakat maupun mahasiswa yang selama ini kerap diabaikan. Untuk itu, DPP PA GMNI mendorong agar segera dibentuk tim investigasi yang kredibel guna mengusut tuntas kasus benturan yang menewaskan Affan Kurniawan.

Lebih jauh, PA GMNI menyerukan agar Presiden Prabowo Subianto segera mengambil inisiatif menggelar musyawarah nasional. Forum ini, menurut Arief, perlu melibatkan tokoh agama, akademisi, mahasiswa, serikat pekerja, pengusaha, hingga insan pers. Hanya dengan cara itu pemerintah dapat merumuskan kebijakan yang lebih responsif terhadap aspirasi keadilan sosial dan mengurangi potensi eskalasi konflik horizontal.

Dalam pandangan PA GMNI, bangsa Indonesia tidak boleh terpecah oleh provokasi maupun disinformasi yang beredar di masyarakat. Seluruh elemen bangsa diminta menahan diri, memperkuat persatuan, serta menjaga semangat gotong royong yang selama ini menjadi fondasi demokrasi. Arief menekankan bahwa demokrasi tidak boleh tergerus oleh kekerasan dan tindakan represif yang justru akan merusak kepercayaan rakyat terhadap negara.

Di sisi lain, PA GMNI menyoroti pentingnya keteladanan dari para elit negara. Mereka diminta menunjukkan sikap hidup sederhana, efisien, serta menghindari kebijakan yang membebani rakyat kecil. Menurut Arief, gaya hidup yang berlebihan dan kebijakan yang tidak berpihak justru akan semakin memperlebar jurang antara penguasa dan rakyat.

Baca Juga :  Survei Populix: Pemilih Nilai Usia Ideal Kepala Daerah adalah 53-55 Tahun

Masyarakat juga diingatkan untuk menjaga fasilitas publik yang dibangun dari pajak rakyat agar tidak menjadi korban dalam aksi-aksi unjuk rasa. Bagi PA GMNI, merawat aset negara sama pentingnya dengan memperjuangkan aspirasi, sebab keduanya adalah bagian dari tanggung jawab kebangsaan.

Prof. Arief Hidayat menegaskan, seruan yang disampaikan DPP PA GMNI ini merupakan bagian dari komitmen moral dan intelektual alumni GMNI untuk menjaga marwah demokrasi yang berlandaskan Pancasila.

“Solidaritas kebangsaan dan kerja-kerja kemanusiaan harus terus menjadi pedoman demi Indonesia yang lebih adil dan beradab,” pungkasnya.

Sejak berdirinya, GMNI dikenal sebagai salah satu organisasi mahasiswa yang konsisten mengusung cita-cita nasionalisme dan keadilan sosial. Para alumninya kini tersebar di berbagai lini kehidupan bangsa, baik di pemerintahan, dunia akademik, maupun masyarakat sipil. Dengan demikian, sikap politik yang diambil DPP PA GMNI dalam peristiwa ini dipandang penting, karena mencerminkan suara kritis kalangan nasionalis yang tetap berkomitmen menjaga demokrasi dan keutuhan bangsa.(SP)

Berita Terkait

Investasi Bodong Menggurita di NTT, OJK Ada Dimana? 
Prof. Apris Dorong RS Undana Kerja Sama dengan BPJS dan Maksimalkan BPU untuk Tingkatkan Pendapatan Non-Akademik
Dihadapan Menteri, Prof. Apris Adu Paparkan Strategi Transformasi Undana Dari Kampus ke Ekonomi Sosial 
Setelah Satu Dekade, Forum Melanesia Kembali Hidup di NTT Pada Era Gubernur Melki Laka Lena
BRI Pacu Legalitas dan Pembiayaan UMKM NTT, 1.200 Pelaku Usaha Hadiri Festival FKPUM di Kupang
Wali Kota Kupang Christian Widodo Jadi Keynote Speaker di Konferensi Kota Dunia 2025 di Shanghai
Prabowo-Gibran Diminta Pulihkan Kepercayaan Dunia Usaha lewat Regulasi yang Pasti
Prabowo Tidak Pandang Bulu Berantas Korupsi Selama Setahun Jadi Presiden

Berita Terkait

Senin, 17 November 2025 - 07:36 WIB

Investasi Bodong Menggurita di NTT, OJK Ada Dimana? 

Sabtu, 15 November 2025 - 20:12 WIB

Prof. Apris Dorong RS Undana Kerja Sama dengan BPJS dan Maksimalkan BPU untuk Tingkatkan Pendapatan Non-Akademik

Rabu, 12 November 2025 - 09:46 WIB

Setelah Satu Dekade, Forum Melanesia Kembali Hidup di NTT Pada Era Gubernur Melki Laka Lena

Kamis, 30 Oktober 2025 - 18:31 WIB

BRI Pacu Legalitas dan Pembiayaan UMKM NTT, 1.200 Pelaku Usaha Hadiri Festival FKPUM di Kupang

Senin, 27 Oktober 2025 - 07:58 WIB

Wali Kota Kupang Christian Widodo Jadi Keynote Speaker di Konferensi Kota Dunia 2025 di Shanghai

Berita Terbaru

Kantor Otoritas Jasa Keuangan (OJK) NTT yang beralamat di Jalan Frans Seda, Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur. Foto :Internet

Hukrim

Investasi Bodong Menggurita di NTT, OJK Ada Dimana? 

Senin, 17 Nov 2025 - 07:36 WIB