Jakarta, NTTPedia.id,- Calon Rektor Universitas Nusa Cendana (Undana) Kupang, Prof. Dr. Apris Adu, S.Pt., M.Kes, resmi menjalani wawancara dengan Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains dan Teknologi (Kemendiktisaintek) pada Kamis, 13 November 2025. Dalam sesi wawancara tersebut, Prof. Apris Adu mendapat kesempatan memaparkan visi, arah pembangunan kampus, serta strategi transformasi Undana di hadapan Menteri Prof. Brian Yuliarto.
Menjawab pertanyaan terkait strategi meningkatkan pendapatan non-akademik Universitas Nusa Cendana (Undana), Prof. Apris Adu menegaskan bahwa kunci utama adalah optimalisasi seluruh potensi Undana, baik dari sisi sumber daya manusia (SDM) maupun aset kampus.
Prof. Apris menyatakan Undana memiliki modal besar berupa SDM dengan kompetensi beragam. Keahlian dosen dan tenaga profesional dapat dikembangkan menjadi layanan bagi industri, pemerintah daerah, LSM, dan media.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Jika kemampuan SDM kita dikelola secara sistematis, Undana bisa menjadi penyedia tenaga ahli yang menjawab berbagai kebutuhan pembangunan. Ini bisa menjadi sumber pendapatan profesional yang signifikan,” ujarnya.
Selain SDM, Prof. Apris menekankan pentingnya mengoptimalkan aset fisik kampus. Di Kampus A Naikoten, Undana memiliki Rumah Sakit Pendidikan yang selama lebih dari empat tahun tidak menerima pasien karena belum bekerja sama dengan BPJS.
“Saya akan memastikan kerja sama dengan BPJS segera diwujudkan agar rumah sakit pendidikan kembali beroperasi. Ini bukan hanya layanan publik, tetapi juga sumber pendapatan universitas,” tegasnya.
Di Kampus Penfui, peluang usaha dinilai sangat besar karena letaknya strategis, berada di jalur utama dan dekat Bandara El Tari serta dua kampus besar lainnya, Unkris dan Unika. Prof. Apris menyebut pengembangan berbagai unit usaha melalui Badan Pengelola Usaha Undana (BPU) sebagai langkah realistis.
“Kita bisa membuka layanan ATK, kuliner untuk semua segmen, penginapan, SPBU mini, hingga bengkel. Lokasinya sangat mendukung,” ungkapnya.
Sementara itu, di Kampus Walikota, potensi bisnis juga besar karena posisinya tepat di depan Kantor Wali Kota Kupang dan berada di kawasan perkantoran. Model pengembangan usaha serupa dapat diterapkan di lokasi ini.
Selain itu, Undana memiliki Laboratorium Lahan Kering yang sudah berjalan, namun belum dimanfaatkan optimal. Prof. Apris menilai laboratorium tersebut dapat dikembangkan menjadi pusat produk dan layanan berbasis riset bernilai ekonomi.
Dengan optimalisasi menyeluruh terhadap SDM, aset kampus, dan laboratorium, Prof. Apris optimistis pendapatan non-akademik Undana dapat meningkat hingga 200 persen.
“Potensi kita besar. Yang dibutuhkan adalah pengelolaan yang tepat, terukur, dan berorientasi pada pelayanan serta kemandirian institusi,” pungkasnya.
Ikut juga dalam sesi itu, Prof. Dr. Drs. Malkisedek Taneo, M.Si., Prof. Dr. Jefri Bale, S.T., M.Eng.(AP)















