Kupang, NTTPedia.id,- Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Provinsi NTT bersama Dekranasda Kabupaten Kota di NTT melatih para kelompok milenial sebagai penenun. Total 1000 peserta yang Program Kecakapan Wirausaha (PKW) tenun Ikat.
Ketua Dekranasda NTT, Julie Sutrisno Laiskodat mengatakan PKW tersebut berlangsung dari tanggal 21 Oktober hingga 18 November 2021. Para peserta anak milenial dari umur 15-20 tahun baik yang putus sekolah maupun yang tidak melanjutkan ke jenjang perguruan tinggi.
Anggota DPR RI dari Fraksi Nasdem ini menjelaskan para peserta dilatih menenun baik tenun ikat maupun tenun sotis. Dia menjelaskan peserta PKW sejak awal diajarkan proses awal menenun seperti menggulung benang, membentangkan benang, mengikat benang sesuai pola dan motif serta pewarnaan menggunakan Antiluntur hingga proses menenun menjadi kain yang indah.

” Peserta PKW juga diajarkan berwirausaha, memulai rintisan usaha serta pemasaran yang baik secara langsung maupun secara e-commerce. Akhir dari program ini masing-masing peserta mendapatkan alat tenun full set, benang dan modal untuk memulai usaha,” kata Julie Sutrisno Laiskodat kepada sejumlah media di Kupang, Rabu, 24/11/2021.
Dijelaskannya lebih lanjut hasil tenunan para peserta akan dibeli oleh Dekranasda NTT sehingga akan peserta karena pasarnya sudah ada. Seusai PKW kata dia, Dekranasda NTT akan terus melakukan pendampingan bagi para peserta baik yang berwirausaha secara kelompok maupun mandiri.
” Terima kasih Kepada Direktorat Kursus dan Pelatihan pada Ditjen Pendidikan Vokasi Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi dan Dekranas atas sinergi yang luar biasa sehingga terlaksananya Program PKW Tekun Tenun Indonesia. Serta Trinity Academia, SMK Negeri 4 Kupang, Dapur Kelor Indonesia, BPD NTT, LapakDekra, seluruh pengurus serta staf Dekranasda NTT atas kerjasama sehingga dapat menyukseskan program PKW ini,” kata Julie.
Penangungjawab PKW sekaligus anggota Bidang Kreatif dan Daya Saing Dekranasda NTT, Syaloomi Marthina Pa mengatakan para peserta PKW dari 17 Dekranasda Kabupaten dan Dekranasda NTT sudah mengirimkan hasil tenunan mereka. Hasil yang diperoleh kata dia sangat luar biasa dan membanggakan.
” Selama ini menenun itu merupakan kegiatan yang dilakukan oleh orang tua namun pada PKW ini semuanya adalah kaum milineal bahkan ada laki-laki juga. Ini menjadi motivasi bagi milenial untuk terus berkarya melestarikan tenun ikat di NTT,” jelasnya.
Pada kesempatan itu Syaloomi juga memperkenalkan kepada media 30 peserta yang ikut PKW di Dekranasda NTT. Ia menjelaskan 30 peserta tersebut juga sudah menghasilkan tenun ikat berbagai macam jenis dan ragam serta motif. Semua hasil tenun tersebut kata dia dibeli oleh Dekranasda NTT.
Sementara itu Operator PKW dan Pelaporan Dekranasda NTT, Ramadhan Januarsaputra merincikan para peserta dari 17 kabupaten yang mengikut sertakan peserta PKW. Diantaranya kata dia, Dekranasda Provinsi NTT, Kabupaten Sumba Barat Daya, Kabupaten Manggarai Barat, Kabupaten Nagekeo, Kabupaten TTU, Kabupaten Manggarai Timur, Kabupaten Belu, Kabupaten TTS, Kabupaten Ngada, Kabupaten Kupang, Kabupaten Malaka, Kabupaten Ende, Kabupaten Sikka, kabupaten Rote, Kabupaten Lembata, Kabupaten Sumba Barat, Kabupaten Manggarai dan Kabupaten Flores Timur
Sementara itu, Lita Ossiant salah satu peserta mengaku senang dan bahagia dapat mengetahui tentang tenun di NTT.
Ossiant mengaku ia mendapatkan informasi tersebut dari grup keluarga yang membuat dirinya ingin mengikuti pelatihan tersebut.
“Saya sebelumnya tahu informasi ini dari grup keluarga yang disebarkan brosur ini, untuk itu kegiatan pelatihan ini jadi saya tahu dari grup keluarga. Terus saya coba daftar, sebelumnya saya tiba di kupang itu kaget ada kain-kain seperti ini karena di Manado itu jarang melihat kain-kain seperti ini. Jadi saya tanya dikawan-kawan sebenarnya ini kain apa sih, terus dikasihtau kalau itu kain tenun dan dari bahan apa, dan mereka bila hanya benang,” jelasnya.
Selain itu, Ia juga ingin mengetahui bagaimana proses tahapan benang yang dapat menghadirkan suatu kain tenun.
“Terus dari situ saya berfikir dari benang setipis itu bisa jadi kain sebagus ini dengan motif begitu. Jadi dengan adanya jadi saya pengen tahu makanya saya ikut dan mendaftarkan diri karena ingin tahu supaya mengenal lebih jauh tentang tenun.” ujarnya.
Sementara itu Yakob Melang, salah satu peserta laki-laki yang mengikuti PKW ini merupakan sarjana lulusan Politeknik Negeri Kupang.
“Saya ingin tahu proses menenun, Banyak kendala yang ditemui saat terjun langsung dalam dunia menenun,” ujarnya.
Saat ini, Yakob telah menghasilkan sebuah kerajinan tenun ikat bermotif Helong yang akan dipasarkan langsung ke Dekranasda NTT. “Terima kasih kepada Dekranasda NTT yang telah memberikan kesempatan bagi saya untuk untuk belajar menenun.(Fdz)
Discussion about this post