Strategi transformasi BRI dalam menghadapi berbagai tantangan tersebut dituangkan dalam Corporate Plan untuk periode tahun 2021-2025, yang diberi nama BRIvolution 2.0. Sejak tahun 2016 BRI telah menjalankan program transformasi yang disebut BRIvolution 1.0 untuk periode corporate plan 2018-2022 yang fokus di dua area yaitu Digital dan Culture. Namun demikian, akibat adanya pandemi di tahun 2020, BRI mengambil sikap beradaptasi dengan me-review kembali corporate plan untuk periode 2021-2025 yang kami sebut dengan BRIvolution 2.0. Melalui transformasi digital ini, BRI telah mendigitalisasi proses bisnis eksisting serta mampu meng-create value baru melalui new business model.
Memperkenalkan konsep hybrid bank, Sunarso mengatakan BRI optimistis dapat mengeskalasi jangkauan bisnis yang ditopang oleh digitalisasi. Di sisi lain, kehadiran branch dan agen BRILink tetap esensial untuk melayani kebutuhan nasabah secara tatap muka.
Lebih lanjut, Sunarso menyebut BRI juga senantiasa merespon secara sigap adanya pandemi dan dampaknya bagi masyarakat. Upaya lanjutan pun ditempuh BRI untuk mengeskalasi pemulihan ekonomi, terutama sektor UMKM yang menjadi core business perseroan.
Emiten bersandi saham BBRI ini menjadi bank penyalur stimulus bantuan yang dikucurkan pemerintah. Tidak hanya itu, BRI juga telah merestrukturisasi kredit dengan nilai mencapai Rp 241 Triliun kepada lebih dari 2,9 juta nasabah.
Mayoritas nasabah yang menerima fasilitas restrukturisasi kredit merupakan pelaku UMKM. BRI pun terus berupaya mendorong sektor penyumbang 61% Produk Domestik Bruto (PDB) untuk bangkit dan memantik pertumbuhan, serta pemulihan ekonomi Indonesia. Hal tersebut tercermin dari kredit segmen UMKM pada kuartal III-2021 yang menembus Rp848,60 triliun atau tumbuh 12,50% year on year (yoy).
Capaian ini menjadikan proporsi UMKM dalam total kredit BRI juga terdorong naik. Komposisi kredit segmen UMKM di BRI naik dari 80,65% pada kuartal III-2020 menjadi 82,67% pada kuartal III-2021.(AP)