Larantuka, NTTPedia.id – Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat melakukan kunjungan kerjanya di Pasar Inpres Larantuka yang terletak di Kelurahan Ekasapta Kecamatan Larantuka Kabupaten Flores Timur, 9 April 2022.
Kunjungan VBL kali ini menjadi menarik, karena dia mendatangi pasar yang dulu pola pembayarannya menggunakan cara-cara tradisional, yakni dengan cara cash atau membayar dengan uang tunai.
Kini, setidaknya 30 persen pedagang pasar setempat sudah meninggalkan pola lama itu, dengan menggunakan pola pembayaran yang baru, yakni secara digital dengan menggunakan layanan QRIS (Quick Response Indonesian Standard).
Untuk diketahui, kode QR standar Indonesia adalah standar kode QR yang dikembangkan oleh Bank Indonesia dan Asosiasi Sistem Pembayaran Indonesia yang bertujuan mengintegrasikan seluruh metode pembayaran non tunai di Indonesia.
Seluruh layanan jasa keuangan disyaratkan untuk mensosialisasikan serta menerapkan sistem pembayaran ini tak terkecuali Bank NTT. Di bawah kepemimpinan Harry Alexander Riwu Kaho, Bank NTT sangat gencar mensosialisasikan pola pembayaran jenis ini.
Terpantau media, setibanya di pasar, VBL langsung membeli aneka kebutuhan. Komoditi yang paling banyak dibelinya adalah cabe, aneka sayuran diantaranya bunga pepaya, kangkung, garam, kelor dan kelapa serta cabe rawit.
Pertanyaan pertama yang dilontarkannya kepada para pedagang adalah, dari mana komoditi ini berasal. Rupanya VBL ingin memastikan komoditi apa saja yang dihasilkan masyarakat lokal, berapa total produksinya serta potensi apa saja yang didatangkan dari kabupaten tetangga maupun dari luar NTT.
Setibanya di Lapak Nur yang dikelola oleh Siti Rahma, Gubernur Viktor berbelanja pepaya yang sudah ranum dan garam dapur seadanya dengan nilai transaksi Rp 200.000.
“Ibu memakai QRIS ini sejak kapan dan bagaimana manfaatnya bagi ibu,” tanya VBL dan langsung dijawab warga Kelurahan Ekasapta ini bahwa baru sebulan yang lalu.
“Saya baru saja difasilitasi layanan pembayaran QRIS dan bagi saya ini sangat bagus. Karena uangnya masuk langsung ke rekening tabungan, kita tunggu sudah banyak dulu baru ambil, sehingga hitung-hitung juga ini adalah tabungan,” jelasnya enteng.
Tak hanya di situ, Gubernur terus mengejarnya, seperti apa pola kemitraan yang dibangun oleh Bank NTT terhadap para pedagang pasar, termasuk Ibu Siti.
“Saya difasilitasi kredit oleh Bank NTT pak Gubernur. Namanya Kredit Merdeka, sudah dua tahun terakhir saya jadi nasabah,” jelasnya.
Rupanya karena Kredit Mikro Merdeka itulah, usahanya kini berhasil. Tak hanya dia, melainkan di pasar ini, terdapat 52 pedagang yang menjadi merchant QRIS.
Jumlah ini terus bertambah, karena ada tambahan 24 merchant baru yang diserahkan kode pembayaran QR-nya di hadapan gubernur.
Wahyudi sebagai ketua komunitas pedagang pasar, didaulat menerima secara simbolis merchant QRIS yang diserahkan oleh Bupati Flores Timur, Anthon Gege Hadjon.