NGADA, berandanusantara.com – Mimpi Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT) Viktor Bungtilu Laiskodat untuk membentuk 1.000 Desa Bambu di Provinsi NTT, mendapat dukungan dari berbagai pihak, termasuk Bank NTT.
Sebagai langkah awal, akan dibentuk 200 Desa Bambu pada daerah-daerah potensial dengan target penyelesaian hingga tahun 2024. Hitungannya, dari 200 Desa Bambu ini akan memberi sampak masing-masing kepada lima desa, sehingga akan menghasilkan 1.000 Desa Bambu.
VBL pada kesempatan itu mengakui gerakan besar yang telah dilakukan oleh Bupati Ende, Bupati Nagekeo dan Bupati Ngada, melanjutkan ide dari dua Tokoh Bambu NTT yakni Mama Linda dan Nani Aoh yang merupakan mantan Bupatu Ngada dan Nagekeo.
“Mereka meninggalkan legacy yang cukup banyak untuk kita hari ini. Dan saat ini kita melanjutkan,” sebut VBL saat bertemu para petani dan kelompok Ibu-ibu di lokasi penanaman bambu di desa Menggeruda, Kecamatan Soa, Kabupaten Ngada, Rabu (13/4/2022).
Menurut VBL, bambu memiliki masa depan yang luar biasa, karena dunia tidak akan lagi menggunakan kayu karena akan merusak hutan. Sehingga semuanya akan menggunakan kayu sebagai bahan konstruksi.
“Ini pesan yang sangat baik karena mengembalikan ekologi yang rusak, membantu pertumbuhan ekonomi masyarakat khususnya Ibu-ibu yang sebelumnya tidak memiliki penghasilan,” tandas mantan ketua Fraksi NasDem DPR RI ini.
Selanjutnya, kata VBL, pemerintah akan menggerakkan industri bambu yang diharapkan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi serta membuka lapangan kerja.
“Di negara lain mereka hanya mengejar perbaikan ekosistem ekologinya, dan kita ada beberapa hal mampu kita buat untuk menolong masyarakat,” kata VBL.
Ia mengatakan apa yang telah dibuat ini telah disampaikan kepada Presiden RI sehingga sebelum kehadiran Presiden, terlebih dahulu Menteri Koperasi dan UMKM akan berkunjung pada tanggal 14 April 2022 untuk memastikan keberadaan Desa Bambu.
“Saat Bapak Presiden datang, kita harapkan ada pabrik besar untuk menjaga seluruh bambu yang kita tanam ini. Industrinya tidak keluar provinsi, tapi akan dibangun di Flores yang akan menampung seluruh bambu yang kita tanam hari ini,” tegas Gubernur Laiskodat.
Sementara Bupati Ngada Andreas Paru mengungkapkan terima kasih pada Gubernur dan Yayasan Bambu Lestari, karena dengan program tersebut memberikan manfaat yang luar biasa bagi masyarakat.