Kupang, NTTPedia.id, – Tim AdHock Peternakan Provinsi NTT melakukan penandatangan Perjanjian Kerjasama (PKS) pembiayaan KUR Pasca Panen bagi 6o orang anggota kelompok peternak sapi di Kabupaten Kupang dan Malaka.
Penandatangan PKS tersebut dilakukan oleh Ketua Tim Adhock Peternakan Provinsi NTT Alfridus Bria Seran,ST dengan Ketua Pengurus Kopdit Obor Mas Markus Menando di Hotel Naka Kupang, Sabtu, 13 Agustus 2022.
Hadir dan turut menyaksikan penandatangan PKS pada kesempatan itu, anggota Tim Ad hock Peternakan Provinsi NTT antara lain Kristo Blasin, Stanis Ngawang, Marten Tualaka dan tim ahli Bambang.
Sementara dari Kopdit Obor Mas hadir Anggota pengurus Valerianus Samador, Manager Cabang Kupang Rofinus Mambo, didampingi staf Jefri dan Roslin Laka.
Ketua Tim Adhock peternakan provinsi NTT Alfridus Bria Seran,ST saat itu mengatakan bahwa mereka adalah tim independent yang dibentuk untuk melakukan kerja-kerja nyata dalam konteks pemberdayaan ekonomi masyarakat berbasis sector unggulan daerah dengan skema kemitraan yang melibatkan masyarakat desa, fasilitator, tim ahli, lembaga pembiayaan dan offtaker serta pemerintah selaku regulator.
PKS tersebut dimaksudkan katanya untuk menyekapati skema pembiayaan program pengembangan ternak bagi 60 orang petani/peternak sapi dari 6 kelompok) di Kabupaten Kupang dan Malaka yang merupakan pilot project pengembangan ternak ruminansia sapi di provinsi NTT dengan pembiayaan dari Kredit Usaha Rakyat (KUR) pasca panen penggemukan sapi dari Kopdit Obor Mas.
Diakui, Tim Adhock sudah sejak lama menyiapkan skema kemitraan dan pemberdayaan strategis saling menguntungkan melibatkan para pihak. Pola itu didahuli dengan membentuk kelompok masyarakat, memberi bibit pakan dan membangun kandang sapi secar koloni atau per kelompok satu unit.
Menurutnya, jauh sebelum kesepakatan kerjasama itu dilakukan, pihaknya telah membentuk kelompok tani tidak hanya di Malaka dan kabupaten Kupang tetapi juga di Manggarai dan Kabupaten Sikka.
Aspek kelembagaan (berbentuk kelompok) harus diketahui oleh kepala Desa dan Camat, selanjutnya para petani diberikan bibit pakan berupa lamtoro dan rumput raja mini untuk ditanam dan dikembangkan sebagai pakan bagi ternak sapi yang akan didatangkan.
Ada kurang lebih 8 kelompok beranggotakan 20 orang perkelompok atau 160 orang di kabupaten Kupang dan Malaka yang telah dibentuk, dengan sasaran perorang mengurus 3 ekor sapi dalam kandang yang dibangun terpusat/koloni.
Nah untuk tahap awal ini ada diuji coba bagi 60 orang warga penerima manfaat program tersebut merupakan pilot project pengembangan peternakan sapi di provinsi Nusa Tenggara Timur dari total ratusan kelompok penerima manfaat program itu di semua kabupaten/kota di NTT.
Alfridus Bria Seran saat itu mengatakan program itu adalah ide cerdas tim nya untuk memfasilitasi ratusan peternak di pulau Timor dan NTT pada umumnya untuk peternakan sapi sebagai sumber pendapatan yang sangat potensial.
“Jadi NTT khususnya Timor Sumba dan sebagian Flores adalah daerah penghasil sapi terbaik yang terkenal sejak dahulu kala. Warga kita meski disadarkan dan diberi ruang mudah untuk dapat mengembangakan usaha ini dengan fasilitasi, pendampingan serta akses pembiayaan yang murah dan mudah,” katanya
Ia bersyukur rencana panjang dengan skema pembiayaan yang lumayan besar itu akhirnya disepakati bersama Kopdit Obor Mas yang merupakan salah satu koperasi kredit terbaik tanah air yang kini dipercaya dipercaya oleh pemerintah pusat sebagai koperasi penyalur KUR
Dengan penandatangan PKS pembiayaan kredit pasca panen itu menjadi bukti bahwa kerja kolaborasi dan kemitraan berjalan baik untuk mempercepat peningkatan ekonomi masyrakat NTT berbasis peternak yang tentu searah dengan program Gubernur NTT Viktor Laiskodat di bidang peternakan.
Frtis Bria sangat berterima kasih kepada Kopdit Obor Mas yang mesti melalui proses panjang dan pembicaraan secara marathon akhirnya bisa disekapati skema pembiayaan yang murah mudah dan berpihak pada kepentingan peternak yang juga adalah anggota Kopdit Obor Mas.
Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada perusahaan Asuransi Jasindo yang siap menjadi mitra jaminan asuransi bagi semua ternak milik petani yang akan dikembangkan. Juga kepada PT.Flobamora yang kini menjadi offtaker atau calon pembeli sapi yang akan dihasilkan petani.
Sementara Ketua Pengurus Kopdit Obor Mas Markus Menando mengatakan apresiasi dan terima kasih kepada Tim Adhock Provinsi NTT yang setia dan terus menjajaki kerjasama kemitraan ini setelah melalui beberapa kali pembahasan dan persamaan presespi.
Selaku koperasi penyalur KUR katanya memang belum ada skema pembiayaan pasca panen apalagi tanpa agunan, namun pihaknya yakin dengan dokimen MoU yang ada maka proses pencairan dana tahap awal bagi 60 orang peternak pada 6 kelompok di kabupaten Malaka dan Kabupaten Kupang yang adalah pilot project dari program ini bisa dilakukan.
Dari rencana 160 orang calon penerima manfaat program ini, pihaknya coba untuk menyepakati dan membiayai cukup 60 orang ditahap pertama sebagai pilot project dan akan dievaluasi selama 6 bulan perjalanan untuk bisa ditingkatkan kedepan.
“Jadi ini skemanya adalah kredit pasca panen. Persyaratan KUR memang tidak ada karena apapun yang namanya kredit dengan besaran diatas 25 juta harus ada agunan, namum ini demi masyarakat dan tentu melihat track record tim adhock peternakan provinsi NTT maka kita coba awali dengan membiayai untuk 60 orang dulu,” katanya diamini rekan pengurus Valerianus Samador.
Sebagai mitra pembiayaan, dalam berbagai pertemuan, pihaknya selalu memberi penekanan soal harga jual produk paasca panen yang meski tetap memberhatikan ratio pendapatan untuk peternak selama 6 bulan bekerja dan tentunya setelah dipotong pokok dan bunga pinjaman secara total dengan skema grass pariode.
Rinciannya, setiap petani yang adalah juga anggota Kopdit Obor Mas itu akan diberikan kredit Rp 28.000.0000/orang dengan masa tenor 6 bulan. Pembayaran akan dilakukan secara sekaligus pasca panen dan penjualan ternak peliharaan. (tim/42na) (tim/42na)
Discussion about this post