Menantang Batas! Kisah Perjuangan Para Pesepeda Ultra di Lintang Flores 2025

- Jurnalis

Sabtu, 3 Mei 2025 - 15:47 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Lintang Flores 2025 berharap dapat mendorong pengembangan pariwisata olahraga di Pulau Flores sebagai destinasi ikonik di Indonesia

Lintang Flores 2025 berharap dapat mendorong pengembangan pariwisata olahraga di Pulau Flores sebagai destinasi ikonik di Indonesia

Labuan Bajo, NTTPedia.id,-  Lintang Flores 2025, ajang ultra cycling internasional yang penuh tantangan, resmi berakhir setelah cut-off time (COT) pada Kamis (1/5) pukul 10:00 WITA. Dari total 39 peserta yang memulai perjalanan luar biasa ini, 21 pesepeda ultra dari berbagai negara berhasil menaklukkan medan berat dan menyentuh garis finish di TA’AKTANA, Luxury Collection Resort & Spa Labuan Bajo sebelum batas waktu berakhir.

Peserta kategori solo, Dr. Stephen Lane dari Australia, mencatat prestasi luar biasa sebagai finisher pertama di Lintang Flores 2025. Ia berhasil menyelesaikan perjalanan epik sejauh 1.000 km dari Labuan Bajo ke Maumere dan kembali dalam waktu 55 jam 21 menit pada Selasa (29/4), kurang dari dua hari sebelum cut-off time. Pencapaian ini sekaligus memecahkan rekor sebelumnya yang dipegang oleh Boru Mccullagh dari Inggris—finisher pertama Lintang Flores 2024 dengan catatan waktu 70 jam

Dalam wawancara bersama penyelenggara di garis finis, Stephen mengungkap berbagai tantangan yang ia hadapi sepanjang perjalanan. Dari rute menanjak yang seolah tak berujung hingga berkendara dalam kegelapan malam demi mengejar waktu.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

 

“Pada 20 menit terakhir sebelum finis, saya disengat lebah, mengalami dua kali kebocoran ban, dan headphone saya tersangkut di roda belakang,” ujarnya.

Baca Juga :  Pertamina Patra Niaga Kerahkan 12 Mobil Tangki Tambahan, Amankan Distribusi BBM di Labuan Bajo

Saat ditanya tentang matahari terbit di pesisir utara yang diabadikan peserta lain, Stephen sepakat bahwa pemandangannya luar biasa. Namun, sayangnya, ia tak sempat berhenti untuk menikmatinya. Ia pun berpesan kepada peserta tahun depan agar tidak terburu-buru dalam menjalani rute Lintang Flores seperti dirinya:

“Jangan lakukan dengan caraku dan mencoba melakukannya dengan cepat. Lakukan sedikit lebih lambat bersama yang lain. Nikmati pesisir selatan, karena indah. Di pesisir utara, bersiaplah, karena medannya kasar dan tidak rata,” ujar Stephen.

Peserta Lintang Flores 2025 dihibur pemandangan tak terlupakan matahari terbit yang indah di sela-sela awan dan perbukitan garis pantai utara Pulau Flores.

Flores Menuju Destinasi Ikonik Pariwisata Olahraga

Pesepeda ultra muda asal Sidoarjo, Zidan Attala Nouval, berhasil menjadi peserta kedua yang mencapai garis finis dengan catatan waktu 62 jam 7 menit. Ia disusul oleh Stephen Dow asal Inggris, yang menyelesaikan perlombaan sebagai finisher ketiga dengan waktu 70 jam 18 menit.

Zidan mengungkapkan bahwa meskipun mengalami kendala teknis pada sepedanya dan tidak mengantisipasi dinginnya suhu malam, ia tetap bertekad mencatat waktu terbaik di Lintang Flores. Ia juga terpesona dengan keindahan pemandangan sepanjang perjalanan di Pulau Flores.

Baca Juga :  Pesan Harlah di Labuan Bajo, NU Milik Bangsa, Bukan Hanya Umat Islam

“Setelah melewati laut, pemandangan berlanjut ke bukit savana. Soal pemandangan, tidak ada yang bisa menyaingi tempat ini,” ujar Zidan.

Inisiator Lintang Flores 2025, Renaldus Iwan Sumarta, mengungkapkan rasa syukur atas suksesnya acara yang berlangsung dengan lancar dan aman.

“Saya ingin menyampaikan apresiasi kepada seluruh peserta Lintang Flores 2025. Semoga ajang ini menjadi pengalaman tak terlupakan—menguji batas diri, menikmati keindahan alam Pulau Flores dari Labuan Bajo hingga Maumere, serta merasakan kehangatan interaksi dengan masyarakat setempat.

Saya berharap Lintang Flores dapat berkontribusi dalam pengembangan pariwisata olahraga di Pulau Flores, menjadikannya destinasi ikonik dunia. Saya menantikan kehadiran Anda semua, serta lebih banyak lagi pesepeda ultra dari dalam maupun luar negeri, di Lintang Flores 2026,” ujar Iwan.

Seperti pada edisi perdana tahun lalu, penyelenggara dan peserta Lintang Flores kembali mengalokasikan sebagian pendapatan lomba untuk mendukung Komunitas Pencegahan Stunting bagi Anak di Ende.

Lintang Flores 2025 menyimpan sejuta kisah tentang perjuangan, ketahanan fisik, dan ujian mental yang dialami para peserta. Cerita-cerita inspiratif ini dapat disaksikan melalui akun Instagram resmi @lintangflores maupun unggahan dari masing-masing peserta.

 

 

 

 

 

 

 

Berita Terkait

Kepala Daerah se-Sumba Kompak Kendalikan Inflasi dan Majukan Digitalisasi Keuangan
Melki Segera Berlakukan Program Jam Belajar Masyarakat untuk Atasi Krisis Literasi di NTT
Peringati 50 Tahun Balibo Five, Dewan Pers Timor-Leste Tekankan Keberanian Jurnalis
Panglima FDTL: Militer Tidak Akan Ganggu Pekerjaan Wartawan di Timor Leste
Literasi NTT Masih Rendah, Hanya 24,7% Kategori Baik, STN NTT Dukung Pergub Jam Belajar di Rumah
Melki Lakalena Bangun Revolusi Belajar dari Rumah, Keluarga Jadi Tiang Utama Pendidikan NTT
Tokoh GP Ansor NTT Nilai Tayangan Trans7 Lecehkan Kiai dan Pondok Pesantren
Oknum Pendamping PKH di Malaka Diduga Gelapkan Dana Rp28 Juta Milik Warga

Berita Terkait

Minggu, 26 Oktober 2025 - 09:35 WIB

Kepala Daerah se-Sumba Kompak Kendalikan Inflasi dan Majukan Digitalisasi Keuangan

Rabu, 22 Oktober 2025 - 20:37 WIB

Melki Segera Berlakukan Program Jam Belajar Masyarakat untuk Atasi Krisis Literasi di NTT

Kamis, 16 Oktober 2025 - 18:15 WIB

Peringati 50 Tahun Balibo Five, Dewan Pers Timor-Leste Tekankan Keberanian Jurnalis

Kamis, 16 Oktober 2025 - 18:00 WIB

Panglima FDTL: Militer Tidak Akan Ganggu Pekerjaan Wartawan di Timor Leste

Kamis, 16 Oktober 2025 - 16:54 WIB

Literasi NTT Masih Rendah, Hanya 24,7% Kategori Baik, STN NTT Dukung Pergub Jam Belajar di Rumah

Berita Terbaru