Ratusan Ribu Anak di NTT Tidak Bersekolah, Anita Gah: Ekonomi Jadi Pemicu

- Jurnalis

Jumat, 25 Juli 2025 - 22:11 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Kupang, NTTPedia.id – Sebanyak 143 ribu anak di provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) tidak bersekolah. Pemicunya bermacam-macam, ada yang terkendala ekonomi, jarak tempuh hingga lingkungan sekolah yang tidak menyenangkan.

Melihat fenomena ini, Anggota Komisi X DPR RI Anita Jacobah Gah bersama Kemendikbudristek menggelar workshop pendidikan di Hotel Aston Kupang, Jumat (25/7/2025), untuk mencari jalan keluar mengurangi angka anak tidak bersekolah di NTT.

“Workshop Pendidikan ini mengumpulkan puluhan kepala sekolah dan guru untuk kita bicara dan mencari bagaimana caranya untuk menghilangkan angka anak tidak bersekolah di NTT ini,” ujarnya.

Menurut Anita Gah, walaupun angka tersebut masih dibawah nasional yakni sekitar 1,2 juta, tapi semua cara akan dilakukan untuk mengurangi angka tersebut.

“Kan ada banyak program-program pemerintah seperti PIP maupun KIP kuliah, apalagi perintah undang-undang bahwa semua harus sekolah, tapi kenyataannya banyak anak yang tidak sekolah,” katanya.

Anita Gah menambahkan, pemicu utama 143 ribu anak di NTT tidak bersekolah adalah ekonomi. Selain itu karena jarak rumah dengan sekolah yang sangat jauh, serta situasi-situasi lain di sekolah yang membuat anak tidak nyaman.

Baca Juga :  Berbekal Pelatihan & Pinjaman dari BRI, Penjual Nasi Kuning Pinggir Jalan Sukses Jadi Pengusaha Makanan

“Sebagai wakil rakyat dari NTT punya tanggung jawab yang besar, bagaimana menurunkan bahkan menghilangkan angka anak tidak bersekolah di NTT, karena undang-undang sudah mengamanatkan itu,” jelasnya.

Masih menurut Anita Gah, sebanyak 143 anak itu sudah termasuk SD, SMP, SMA hingga bangku kuliah. Dari semua kabupaten di NTT, TTS yang paling tinggi angka anak tidak bersekolah.

“Jika anak tidak bersekolah karena faktor ekonomi, kan ada beasiswa, sehingga saya minta kepada pihak pemerintah baik Pak Gubernur, Pak Bupati dan Pak Walikota, untuk pastikan data itu harus akurat,” tutupnya.

Berita Terkait

Kepala Daerah se-Sumba Kompak Kendalikan Inflasi dan Majukan Digitalisasi Keuangan
PPI NTT Angkatan 1990-2006 Serahkan Sembako di Panti Asuhan dan Bagi Janda, Sambut Hari Sumpah Pemuda 2025
Gubernur NTT Sosialisasikan Gagasan Jam Belajar dan Ibadah Keluarga di UNIPA Maumere
Sejumlah Toko di Malaka Kedapatan Jual Beras Diatas Harga Eceran Tertinggi 
Jernihkan Persoalan Dengan Pendeta Nelson, Yusinta Nenobahan dan Kuasa Hukum Penuhi Undangan Sinode GMIT
Melki Segera Berlakukan Program Jam Belajar Masyarakat untuk Atasi Krisis Literasi di NTT
Melki Laka Lena Dorong Kawasan Ekonomi Khusus di Perbatasan RI–Timor Leste
Jembatan Palmerah dan Pembangkit Listrik Arus Laut Didorong Jadi Proyek Strategis Nasional

Berita Terkait

Minggu, 26 Oktober 2025 - 09:35 WIB

Kepala Daerah se-Sumba Kompak Kendalikan Inflasi dan Majukan Digitalisasi Keuangan

Sabtu, 25 Oktober 2025 - 20:50 WIB

PPI NTT Angkatan 1990-2006 Serahkan Sembako di Panti Asuhan dan Bagi Janda, Sambut Hari Sumpah Pemuda 2025

Sabtu, 25 Oktober 2025 - 17:10 WIB

Gubernur NTT Sosialisasikan Gagasan Jam Belajar dan Ibadah Keluarga di UNIPA Maumere

Kamis, 23 Oktober 2025 - 17:29 WIB

Jernihkan Persoalan Dengan Pendeta Nelson, Yusinta Nenobahan dan Kuasa Hukum Penuhi Undangan Sinode GMIT

Rabu, 22 Oktober 2025 - 20:37 WIB

Melki Segera Berlakukan Program Jam Belajar Masyarakat untuk Atasi Krisis Literasi di NTT

Berita Terbaru